Network
PR DEPOK - Pemerintah melalui Keterangan Pers menyampaikan bahwa pemerintah akan menerapkan Percepatan Penanganan Gangguan Tumbuh Kembang Anak (Stunting) melalui Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
Hal itu diumumpkan usai Rapat Terbatas yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin bersama Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, dan Direktur Utama (Dirut) salah satu perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi (Telkomsel), Hendri Mulya Syam pada Senin, 2 Januari 2023.
Rapat yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo memerintahkan agar jajaran terkait di bawah koordinasi Wakil Presiden, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, serta Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mendorong penerapan sistem SPBE ini untuk mendukung penanganan stunting di daerah dengan prevalensi yang tinggi.
Baca Juga: Cek Nama Penerima Bansos 2023 di Laman kemensos.go.id, Klik Ikon Ini Jika Menemui Kendala
Menkes mengatakan bahwa dalam Rapat Terbatas, Presiden memberikan kesempatan kepada Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir untuk memaparkan keberhasilan program tersebut dengan memanfaatkan SPBE sebagai basis data. Dimana Sumedang adalah salah satu kabupaten dengan nilai penerapan SPBE yang tinggi.
Menkes menjelaskan juga bahwa sistem ini mendapat dukungan dari anak perusahaan BUMN/provider telekomunikasi terbesar di Indonesia sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sistem ini terintegrasi mulai dari Posyandu, Puskesmas, Dinas Kesehatan, hingga Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
Seperti diungkapkan oleh Dirut provider telekomunikasi terbesar di Indonesia, Hendri Mulya bahwa upaya mendukung program penanganan stunting, pihaknya telah membangun platform Simpati. Dan sistem purwarupa yang telah dimanfaatkan di Sumedang dapat juga dikembangkan di kabupaten/kota lainnya di Indonesia.
Baca Juga: PKH 2023: Ada Dana Mencapai Rp3.000.000 dari Pemerintah untuk Nama Ini
Pengertian stunting menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, terserang infeksi yang berulang, maupun stimulasi psikososial yang tidak memadai.
