Pengembangan PLTS Atap Kawasan Industri Jababeka Diapresiasi Kementerian ESDM

- 15 Januari 2023, 14:20 WIB

PR DEPOK - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM) melalui siaran pers Nomor 012.Pers/04/SJI/2023 pada Jumat, 13 Januari 2023 menyampaikan apresiasi atas Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang.

Setelah menandatangani komitmen menuju klaster industri Net Zero pada B20 Summit saat rangkaian acara KTT G20 yang berlangsung di November 2022 lalu.

Kementerian ESDM mengajak pelaku usaha untuk turut berpartisipasi dalam mendukung upaya mencapai target Net Zero Emission (NZE) nol emisi karbon atau menjadi karbon netral pada tahun 2060 mendatang atau bahkan lebih cepat.

Baca Juga: Kondisi Kelistrikan Usai Gempa, PLN Pulihkan 89 Persen Pasokan Listrik di Cianjur

Dalam acara peresmian PLTS Atap yang digelar di President Executive Club pada Rabu, 11 Januari 2023, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pun telah menargetkan pemenuhan bauran energi nasional dari Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada tahun 2025.

Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap secara masif adalah salah satu program strategis yang tengah dikembangkan oleh Kementerian ESDM saat ini untuk berkomitmen dalam menjadi Kawasan Industri Net Zero yang diprakarsai oleh World Economic Forum (WEF) dan menjadikannya klaster industri pertama di Asia Tenggara.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Dadan Kusdiana pada saat Peresmian PLTS Atap di Kawasan Industri Jababeka dan Deklarasi Jababeka Net Zero Forum (JNZ) menyampaikan, bahwa saat ini Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal EBTKE tengah melakukan pembahasan revisi Peraturan Menteri Nomor 26 Tahun 2021 yang mengatur pemanfaatan PLTS Atap guna mendorong optimalisasi capaian pemanfaatan PLTS Atap.

Baca Juga: Bawahan Anies Baswedan Kelebihan Bayar Proyek PLTS, Sindiran Dedek Uki: Mana KPK?

PLTS Atap saat ini telah menjadi solusi pemanfaatan energi terbarukan di perkotaan yang lahannya terbatas.

Potensi PLTS Atap secara nasional mencapai 32,5 Gigawatt (GW) dari pelanggan golongan rumah tangga, industri, bisnis, sosial maupun pemerintah, dengan pemanfaatannya baru mencapai sekitar 80 Megawatt peak (MWp) di akhir tahun 2022.

Dengan tren persaingan pasar global saat ini menuntut industri menciptakan produk hijau yang proses produksinya menggunakan sumber EBT, sehingga ekonomi nasional kedepannya akan tumbuh ke arah green economy yang didukung dengan adanya green industry, yang diharapkan akan menjadi role model bagi kawasan industri lainnya.

Dadan menyampaikan penghargaan dan apresiasi kepada PT. Jababeka Tbk. yang telah mendorong pemanfaatan EBT dengan terpasangnya PLTS Atap berkapasitas 230 Kilowatt peak (KWp).

Baca Juga: Bangga, Maskapai Penerbangan RI Mendapat Predikat Maskapai Paling Tepat Waktu di Dunia Tahun 2022

Hal ini dicapai melalui kolaborasi antara PT. Jababeka Infrastruktur dan PT. Pertamina Power Indonesia sebagai kolaborator untuk turut membangun komitmen renewable energy tersebut.

Penambahan ini akan memperbesar pemanfaatan PLTS Atap di kawasan industri Jababeka yang telah mencapai 3,5 MWp.

Pembangunan PLTS Atap adalah salah satu upaya strategis PT. Jababeka Tbk. dalam inisiatif mencapai Net Zero Emission yang tak hanya baik dalam segi energi saja, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi.

Tercatat sudah terdapat 8 perusahaan yang menggunakan PLTS Atap dengan total kapasitas mencapai 3.521,3 kWp atau sekitar 3,5 MWp di Kawasan industri Jababeka, untuk bersama-sama mencapai target Net Zero di tahun 2050. Potensi kedepannya akan ada sebanyak 12 perusahaan utilitas dan tenant yang juga akan memasang PLTS Atap dengan total kapasitas sekitar 4,7 MWp.

Baca Juga: Simulasi Jadwal CPNS 2023, Benarkah Dibuka 30 Juni 2023?

Sebagai pengelola kawasan industri dengan luas sekitar 5.609 Hektar, Jababeka memiliki potensi untuk turut mengajak dan berkontribusi dalam mengimplementasikan teknologi yang berefek baik dan ramah lingkungan, seperti efisiensi energi, eksplorasi pemanfaatan hidrogen sebagai sumber energi, pengolahan sampah untuk circular economy, dan lain sebagainya.

Pada kesempatan itu juga diumumkan rencana Indonesia menjadi The First Net Zero Industrial Cluster di kawasan Asia Tenggara dan menjadi yang ke-12 di dunia yang berkomitmen untuk mencapai target Net Zero Emission atau bahkan berambisi untuk mencapai nol emisi karbon, serta mendorong pemerintah untuk membuat environment policy (kebijakan lingkungan).***

Editor: Rahmi Nurfajriani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah