Ki Hajar Dewantara memiliki nama asli yaitu Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang tumbuh di keluarga berpunya alias kaya dan ia berkesempatan mengenyam bangku pendidikan era Hindia Belanda.
Pada saat itu, kebijakan Hindia Belanda hanya mempersilakan anak kelahiran Belanda dan kaum priayi yang dapat menempuh pendidikan. Sementara itu, kaum pribumi tidak dapat menempuh pendidikan sedikitpun. Kemudian, kebijakan inilah yang kemudian ditentang oleh Ki Hajar Dewantara.
terdapat kritik yang dilontarkan oleh Ki Hajar Dewantara terhadap kebijakan pemerintah kolonial yang menyebabkan ia diasingkan ke Belanda bersama dua rekannya yaitu Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkusumo.
Kemudian, mereka bertiga dikenal sebagai "Tiga Serangkai".
setelah kembali dari Belanda, pada tahun 1992, Ki Hajar Dewantara mendirikan sebuah lembaga pendidikan yaitu Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Taman Siswa di Yogyakarta.
Selain mendirikan Taman Siswa, ia pun juga aktif menulis dengan tema pendidikan dan kebudayaan berwawasan kebangsaan. Ki Hajar Dewantara berhasil meletakkan nilai-nilai dasar pendidikan dalam tulisannya tersebut.
Terdapat kutipan terkenal dari sosok Bapak Pendidikan Nasional yang banyak kita ketahui, yaitu "tut wuri handayani". Dimana kutipan ini menjadi semboyan dari pendidikan nasional yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara.
Semboyan yang ada dalam bahasa jawa ini adalah "Tut wuri handayani, Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso".
Baca Juga: 5 Tempat Wisata Tersembunyi di Sumedang yang Bisa Jadi Rekomendasi, Cocok untuk Liburan Keluarga