Mengenal Wisata Alam dan Pelestarian Penyu Semi Alami di Lembata, NTT

- 4 Mei 2023, 15:47 WIB
Terdapat sebuah wisata alam dan pelestarian penyu semi alami di Lembata, NTT, yang menarik pengunjung lokal dan internasional.
Terdapat sebuah wisata alam dan pelestarian penyu semi alami di Lembata, NTT, yang menarik pengunjung lokal dan internasional. /Filio Duan/PR Depok

PR DEPOK – Pulau Lembata di Nusa Tenggara Timur (NTT) memang terkenal dengan ragam wisata alam berbasis bahari. Selain penangkapan ikan paus secara tradisional, masyarakat setempat juga mengupayakan pelestarian berbagai jenis penyu dengan metode semi alami.

Tidak seperti tempat wisata alam pada umumnya, kegiatan pelestarian penyu semi alami di Lembata, NTT tidak memasang tarif. Pengunjung dapat menyaksikan pelepasan bayi penyu ke lautan hingga belajar cara melestarikan penyu secara gratis.

Hal ini menjadi daya tarik bagi pecinta wisata alam dan pecinta lingkungan hidup tingkat lokal hingga internasional untuk menyaksikan langsung pelestarian penyu semi alami di Lembata, NTT.

Upaya pelestarian penyu di Lembata, NTT diinisiasi oleh Sahabat Penyu Loang dan Sahabat Penyu Riang Dua, dengan pusat kegiatannya di Desa Loang dan Riang Dua.

Baca Juga: Jadwal Tayang dan Sinopsis Film Evil Dead Rise, Film Horor Tersadis di Bioskop Mei 2023

Ketua Kelompok Sahabat Penyu Loang, Densianus Ado Nunang menjelaskan bahwa sebelum kelompok ini terbentuk, aktivitas pelestarian penyu awalnya dilakukan pada tahun 2015 oleh LSM GEMPITA (Gema Putra Putri Lembata) dan JAAN (Jakarta Animal Aid Network).

“Saat itu kami mengikuti pelatihan selama tiga bulan mengenai pelestarian dan berbagai hal terkait konservasi penyu,” kata Ado Nunang kepada Pikiranrakyat-Depok.com pada Minggu, 30 April 2023.

Ado menjelaskan bahwa kelompoknya hanya beranggotakan tujuh orang. Pelestarian penyu yang mereka lakukan terbagi dalam 3 kegiatan utama, yaitu monitoring tempat peneluran penyu di sepanjang Pantai Loang hingga Waijarang, memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat sekitar tentang konservasi jenis ikan dilindungi, serta melakukan pengawasan terhadap pemanfaatan sumberdaya laut di sekitar pantai.

Lebih lanjut, Ado mengatakan bahwa ada tiga jenis penyu yang biasa dilestarikan di Lembata, NTT yaitu, penyu lekang, penyu sisik, dan penyu hijau.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries, Taurus, dan Gemini Jumat, 5 Mei 2023: Semua Keinginan akan Terwujud

Mengenai sumber dana untuk kegiatan pelestarian penyu, awalnya dari usaha kelompok. Namun, lambat laun mulai banyak bantuan baik dari dalam maupun luar negeri.

“Dana dari swadaya kelompok,” ujarnya.

Pada tahun 2017 BPSPL Denpasar mengusulkan kelompok ini sebagai penerima bantuan KOMPAK (Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi). Realisasi bantuan pada November 2018 berupa peralatan pendukung untuk pelestarian penyu serta sarana penangkaran penyu berupa kandang penetasan dan pagar keliling kandang yang terbuat dari kayu.

Koordinator Konservasi Penyu di Pantai Riang Dua, Polikarpus Bala mengatakan, konservasi pelestarian penyu di Lembata belum bisa dikatakan sebagai kegiatan penangkaran. Pasalnya, mereka menerapkan sistem pelestarian semi alami.

Baca Juga: Golkar dan PKB Bentuk Koalisi, PAN Sambut Gembira Rencana Koalisi Besar

“Kalau penangkaran itu kan ada kandang, ada tempat menetas, hingga tempat khusus untuk membesarkan penyu. Sedangkan kita di sini hanya membantu mengamankan telur sampai menetas, kemudian dilepaskan ke pantai,” kata Bala.

Sementara itu, relawan asal Ceko Zdenek Zkarek dan kekasihnya Eva Bilkova mengaku terkesan dengan cara masyarakat setempat melestarikan penyu.

Zdanek Zkaret mengatakan, sangat sedikit tempat di dunia yang melestarikan penyu secara semi alami.

“Kebanyakan tempat tidak benar-benar melestarikan penyu. Mereka hanya memakai penyu sebagai alat komersial,” kata Zdanek di tengah acara perpisahan setelah lima bulan ikut kegiatan konservasi di Lembata, NTT.

Baca Juga: Presiden Korea Selatan Serukan Solidaritas Indo-Pasifik dalam Mengatasi Masalah Ekonomi

Sementara di sini, lanjutnya, masyarakat sungguh memastikan keselamatan penyu mulai dari bertelur hingga melepasnya di lautan.

“Apa yang dilakukan Sahabat Penyu Loang dan Riang Dua adalah pekerjaan besar. Tanpa mengejar provit, mereka memperhatikan kelestarian penyu dan ekosistem alam,” kata sarjana Biologi itu.

Sedangkan Eva Blikova yang merupakan Doktor Ilmu Biologi menjelaskan, melindungi penyu berarti melindungi kehidupan secara keseluruhan.

Baca Juga: Lirik Lagu Fire oleh SEVENTEEN

“Jika Anda melindungi penyu, maka Anda melindungi segalanya. Melindungi penyu berarti melindungi karang dan satwa. Karang yang sehat akan memberikan suplai oksigen untuk seluruh makhluk hidup,” ujarnya.

Hingga saat ini kelompok pelestari penyu semi alami semakin banyak dan tersebar di desa-desa di Lembata, NTT.***

Editor: Linda Agnesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x