Jelang Hari Raya Waisak, 32 Biksu Jalan Kaki Lakukan Tradisi Pindapata di Vihara Shima

- 30 Mei 2023, 10:35 WIB
Ilustrasi - 32 biksu berjalan kaki untuk melakukan tradisi Pindapata di Vihara Shima 2500 Buddha Jayanti, jelang Hari Raya Waisak.
Ilustrasi - 32 biksu berjalan kaki untuk melakukan tradisi Pindapata di Vihara Shima 2500 Buddha Jayanti, jelang Hari Raya Waisak. /Pxabay/

PR DEPOK - Sebanyak 32 biksu yang melakukan ritual Thudong dengan berjalan kaki dari Thailand ke Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, melaksanakan tradisi Pindapata di Vihara Shima 2500 Buddha Jayanti di Semarang pada hari Senin.

Para biksu tersebut tiba di Semarang pada hari Minggu 28 Mei 2023 dan mengadakan sejumlah upacara sebelum menginap di Vihara Adi Dharma, kemudian mengawali perjalanan dari Klenteng Tay Kak Sie di Semarang.

Mereka berjalan kaki menuju Vihara Shima melalui rute di wilayah Gunungpati, Kota Semarang, untuk menghindari kemacetan di jalur utama Semarang-Solo.

Sambutan tidak hanya datang dari umat Buddha di Vihara Shima, tetapi juga dari umat beragama lain yang ikut menyambut kedatangan biarawan Thudong.

Baca Juga: Tebak Gambar! Apa yang Kalian Lihat Terlebih Dahulu Menunjukkan Karakter Anda

Santiphalo Wahyudi, Sekretaris Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti, mengucapkan terima kasih atas sambutan hangat warga Kota Semarang.

"Ini adalah perayaan bersama antarumat beragama," ujarnya, dikutip dari Antara.

Para biksu juga membacakan Dhammacakkappavattana Sutta ketika melaksanakan tradisi Pindapata. Setelah mengadakan upacara keagamaan di Vihara Shima 2500 Buddha Jayanti, para biarawan melanjutkan perjalanan menuju Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Sebelumnya pada Sabtu lalu, seperti dilaporkan Antara, ratusan biksu berkumpul di halaman Candi Mendut di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, untuk melakukan pindapata. Umat Buddha berbaris di sekitar Candi Mendut sementara para biksu berjalan membawa wadah untuk menerima sumbangan dari umat.

Baca Juga: 6 Tempat Bakso di Samarinda Buka Setiap Hari, Cek Alamat dan Nomor Telepon

Salah satu umat Buddha yang berasal dari Cirebon, bernama Candra Wijaya (46), menjelaskan bahwa pindapata ini adalah bentuk persembahan kepada para biksu.

Ia mengatakan bahwa umat memberikan sumbangan berupa dana atau makanan kepada biksu sebagai tanda terima kasih karena mereka adalah guru bagi umat. Candra memberikan uang dalam pindapata ini karena lebih praktis.

Candra, yang baru pertama kali mengikuti prosesi Waisak di Candi Mendut dan Candi Borobudur, mengungkapkan bahwa perayaan Waisak di tempat tersebut sangat meriah. Ia membandingkannya dengan perayaan Waisak di vihara di Cirebon yang tidak sebesar ini, dengan jumlah biksu atau bantenya yang lebih sedikit.

"Di Cirebon, hanya ada sekitar 20 biksu, sedangkan di sini jumlahnya mencapai ratusan," ungkapnya.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun ke-15 Bersama Penggemar di Seoul, SHINee Perkenalkan Lagu Baru The Feeling

Koordinator Dewan Sangha Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), yaitu Biksu Tadisa Paramita Mahasthavira, menjelaskan bahwa pindapata adalah tradisi yang berasal dari Sang Buddha. Tradisi ini bertujuan untuk mengatasi sifat ego yang sombong, sehingga biksu hidup dengan menerima sumbangan makanan dari umat.

Biksu Tadisa menjelaskan bahwa melalui prosesi pindapata ini, para biksu atau bante melatih diri mereka sendiri, sementara umat memiliki kesempatan untuk mendapatkan pahala dari sumbangan yang diberikan.

Pada Hari Tri Suci Waisak, umat Buddha merayakan tiga peristiwa penting dalam ajaran Buddha, yaitu kelahiran Sidharta Gautama, penerangan sempurna yang diperolehnya sebagai Sang Buddha, dan mangkatnya Sang Buddha Gautama.

Hari Raya Waisak akan diperingati pada tanggal 4 Juni 2023 di Candi Borobudur di Magelang.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x