Menelisik Kata Cawe-Cawe Ala Presiden Jokowi, Pengamat Ibaratkan dengan Drama dalam Teater

- 30 Mei 2023, 20:17 WIB
Pengamat politik Jamiluddin Ritonga menyoroti pernyataan Jokowi soal dirinya akan cawe-cawe dalam politik demi kepentingan bangsa.*
Pengamat politik Jamiluddin Ritonga menyoroti pernyataan Jokowi soal dirinya akan cawe-cawe dalam politik demi kepentingan bangsa.* /Instagram/@jokowi

PR DEPOK - Pengamat politik Jamiluddin Ritonga menyoroti sikap Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat menjamu pemimpin redaksi media massa di Istana Merdeka, Jakarta.

 

Presiden Jokowi mengklaim dirinya akan cawe-cawe dalam politik demi kepentingan bangsa dan negara.

Ia menilai pernyataan Presiden Jokowi itu layak diapresiasi karena cawe-cawe yang dimaksudnya bernada positif. Menurutnya, Presiden juga ingin menjaga demokrasi dan agar pemilu berlangsung jujur dan adil.

"Karena itu, Jokowi ke depan diharapkan akan memperlakukan sama kepada semua bakal capres dan caleg," kata Jamiluddin dalam keterangan tertulis yang diterima PikiranRakyat-Depok.com pada Selasa, 30 Mei 2023.

Baca Juga: Presiden Jokowi Segera Umumkan Kenaikan Gaji PNS

Idealnya juga, Jokowi menjaga jarak yang sama kepada semua koalisi yang akan mengusung pasangan capres-cawapres. Sebab, dalam politik kerap berlaku teori dramaturgi.

Dalam teori ini, kata dia, politisi dimaknai seperti drama dalam teater. Namanya drama tentu ada panggung belakang dan panggung depan di mana politisi akan tampil.

 

"Panggung belakang, menjadi bagian tersembunyi dari pertunjukan sang politisi. Disini politisi tampil seutuhnya sesuai identitas aslinya," kata dia.

"Panggung depan, politisi membangun dan menunjukan sosok ideal dari identitas yang akan ditunjukkan kepada publik. Disini politisi tampil sesuai lakon yang diinginkan," ujarnya melanjutkan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra, Scorpio, dan Sagitarius Rabu, 31 Mei 2023: Kesehatan Kamu Mungkin Memburuk

Maka, ia menyebut lakon politisi di panggung belakang dan panggung depan pada umumnya berbeda. Apa yang ditampilkan politisi di panggung depan tidak harus ditelan begitu saja.

"(Sama halnya dengan) Cawe-cawe Jokowi demi kepentingan bangsa dan negara bisa saja hanya lakon di panggung depan. Panggung belakang, lakon Jokowi bisa jadi berbeda," katanya.

 

"Bisa saja lakon Jokowi justru untuk capres dan koalisi tertentu. Jadi, proses waktu akan menguji sama tidaknya lakon Jokowi di panggung belakang dan panggung depan. Harapannya tentu lakon Jokowi di panggung belakang dan panggung depan sama," katanya melanjutkan.

Jika lakon yang dilakukan Presiden Jokowi sama, maka ia memang konsisten di panggung belakang dan panggung depan.

Baca Juga: 4 Pemainnya Dipanggil Timnas untuk FIFA Matchday Lawan Argentina dan Palestina, Persib Beri Support Penuh

"Karena itu, Jokowi memang sudah memerankan sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara," tuturnya.

Namun, dalam dunia politik, hal itu jarang terjadi. Lakon di panggung belakang dan panggung depan umumnya sering berbeda.

 

"Apakah Jokowi juga melakonkan layaknya kebanyakan politisi dalam hal cawe-cawe? Biarkan waktu yang menjawabnya," kata dia.

Diketahui, Presiden Jokowi telah bertemu dengan para pemimpin redaksi (pemred) media massa dan juga pegiat media di Istana. Pertemuan itu berlangsung sekitar dua jam.

Baca Juga: Daftar 12 Tempat Bakso di Beji yang Paling Rekomen, Ini Lokasinya

Pada pertemuan tersebut Jokowi ditemani oleh Menteri Sekretariat negara Pratikno dan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.

"Ya ngobrol saja, ngobrol tentang 'cawe-cawe' pokoknya," kata Helmi Yahya, pemilik kanal Youtube Helmi Yahya Bicara, dilansir dari Antara News.

 

Begitu juga dengan Wapemred Kompas TV Yogi Nugraha, ia mengatakan Presiden menekankan perihal momentum Indonesia untuk 13 tahun ke depan.

"Jadi Pak Jokowi mengatakan, bahwa bacaan beliau, ya bahwa negara-negara yang punya momentum 13 tahun itu yang akan naik. Setelah itu lepas. Kemudian dikaitkan lah dengan soal capres, jadi tadi mengatakan begini 'pemimpin di tahun 2024, 2029 dan 2034 itu sangat krusial untuk mewujudkan 13 tahun’," kata dia.

Baca Juga: Xavi Hernandez Berharap Messi 'CLBK' dengan Barcelona: Dia Memiliki...

Konteks cawe-cawe yang dimaksud presiden dalam Pemilu 2024, tentunya untuk menjaga momentum 13 tahun tersebut demi kepentingan negara.

"Harus 'cawe-cawe' untuk tingkat nasional, dia menggarisbawahi bahwa ini tidak ada kaitan dengan 'abuse of power' sebagai Presiden untuk menjaga bonus demografi dan tidak secara langsung mengatakan 'ini siapa'," katanya.***

 

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x