Hari Raya Waisak, Suriadarma Ajak Umat Buddha Rawat Kerukunan

- 4 Juni 2023, 14:35 WIB
Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Kemenag, Nyoman Suriadarma.
Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Kemenag, Nyoman Suriadarma. //Twitter/@BNPB_Indonesia

PR DEPOK – Nyoman Suriadarma, Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Kementerian Agama RI, mengajak umat Buddha untuk merawat kerukunan antar-sesama manusia. Himbauan itu ia ungkapkan saat perayaan Hari Raya Waisak, Minggu, 4 Juni 2023.

“Marilah kita jaga kerukunan umat dan keharmonisan,” ujar Suriadarma dikutip dari Antara yang mengutip keterangan pers Kemenag di Jakarta, Minggu 4 Juni 2023.

Perbedaan Adalah Kekuatan

Baca Juga: Piala Dunia U-20 2023, Israel Dampingi Italia Melenggang ke Semifinal Usai Tumbangkan Brazil dan Ecuador

Pria bernama depan Nyiman tersebut mengungkapkan bahwa perbedaan merupakan kekuatan dan sudah merupakan bagian dari keseharian ajaran Buddha yang sudah dilakukan secara berkelanjutan.

Meski berbeda, bukan berarti masyarakat tidak bisa rukun dan guyub. Oleh karena itu, masyarakat semestinya tidak menganggap perbedaan sebagai penghambat keharmonisan dan kerukunan umat.

“Saya meyakini, jika negeri ini rukun, antar agama rukun, pasti negeri ini akan langgeng,” tuturnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 5 Juni 2023 untuk Leo, Scorpio, dan Sagitarius: Ada Peluang yang Menguntungkan

Lakukan Hal Sederhana

Lebih lanjut, Suriadarma menuturkan hal-hal sederhana juga bisa menjadi jalan untuk mencapai dan menjaga kerukunan. Membudayakan senyum, sapa, dan salam ketika bertemu satu sama lain bisa menjadi contoh kecilnya.

“Apalahi kita sudah ambil air suci. Hakikat air adalah jernih dan bening, sama seperti hati. Dhamma sudah memberikan tuntutan kepada kita. Mari kita sama-sama mendalami dan mempelajari itu agar kehidupan kita lebih damai dan rukun,” pungkasnya.

Baca Juga: Di dalam PRJ 2023 Ada Apa Aja? Salah Satunya Acara Konser Musik dengan Musisi Ternama

 

Perayaan Hari Raya Waisak 2023

Perayaan Hari Raya Waisak berlangsung di berbagai tempat di Indonesia, salah satunya di daerah komplek Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

Di Borobudur, Umat Buddha berjalan kaki dari Candi Mendut menuju ke Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Tempat Makan Bakso Terenak di Balikpapan, Catat Alamat dan Jam Bukanya

Dalam perjalanannya, umat Buddha membawa api dharma Waisak yang sebelumnya diperoleh dari salah satu daerah di Grobogan, Mrapen. Selain itu, ada juga air berkah Waisak yang untuk pemenuhan prosesnya, airnya diambil dari daerah Umbul Jumprit, Kabupaten Temanggung.

Api dharma dan air berkah itu, sebelum dibawa ke Borobudur, telah lebih dulu disakralkan dalam prosesi puja bakti oleh para biksu dan umat Buddha di Candi Mendut.

Selain membawa api dan air suci di atas, pawai penganut buddha menuju Candi Borobudur juga disertai dengan dibawanya Bendera Merah Putih seta hasil bumi seperti padi, sayuran, dan buah-buahan.***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x