Diucapkan Sigit, keberpihakan PSSI kepada Palestina bisa diartikan sebagai aksi kemanusiaan dari insan sepakbola Indonesia. Sehingga, tidak ada tendensi politik yang melatarbelakangi bantuan tersebut.
"Bahwasanya PSSI peduli terhadap kekurangan sandang dan pangan di Palestina, sebagimana PBB dan WHO kerap memiliki kepedulian yang sama," ucapnya.
Dia meyakini PSSI melalui Erick Thohir mampu membangun narasi positif, sebagai bagian dalam diplomasi politik dan sepakbola.
Baca Juga: 6 Tempat Bakso Paling Enak dan Ramai Dikunjungi di Padang, Lengkap dengan Alamatnya
Senada dengan Sigit, Bayu Aji mengatakan dalam satu kru, sumbangan 10 persen penjualan tiket laga FIFA Matchday harus dimaknai sebagai sumbangsih kemanusiaan, karena kemanusiaan diatas segalanya dalam kaitannya sepakbola.
Ia menjelaskan kembali, sepakbola memang sarat dengan nilai, baik nilai olahraga sportifitas, nilai bisnis ekonomi, lifestyle sampai dengan politik kebangsaan.
Buat Bayu Aji, sepakbola tak semata-mata soal olahraga, tetapi juga sebagai satu alat persatuan, menyampaikan, berbagai gagasan dan sikap, termasuk keberpihakan pada nilai-nilai yang sedang ditunjukkan oleh Erick Thohir dan PSSI.
Ia menegaskan keberpihakan kemanusiaan dan kedaulatan untuk Palestina menunjukkan bahwa sepakbola merupakan salah satu alat untuk menyampaikan berbagai macam gagasan dan sikap.***