Jakarta Sudah di Peringkat 7 pada Daftar Kota dengan Polusi Terparah di Dunia

- 26 Agustus 2023, 16:45 WIB
Jakarta sudah turun di peringkat ketujuh pada daftar kota dengan polusi terparah di dunia.
Jakarta sudah turun di peringkat ketujuh pada daftar kota dengan polusi terparah di dunia. /Reuters/Willy Kurniawan

PR DEPOK – Setelah seminggu lebih Jakarta menjadi pembicaraan hangat karena menjadi kota yang paling berpolusi di dunia. Akhirnya berdasarkan laporan kualitas udara iQair secara langsung, Indonesia telah turun peringkatnya menjadi ke-7 dengan skor 131.

 

Salah satu cara pemerintah mengurangi polusi di Jakarta, dengan melakukan sistem kerja hybrid yaitu dengan menerapkan sisten kerja di rumah untuk seluruh karyawan dan sisanya di kantor. Lalu juga melarang Aparatur Sipil Negara (ASN) menggunakan kendaraan pribadi saat bekerja.

Tidak hanya itu, pemerintah berupaya mengurangi polusi di kawasan Jakarta dan sekitarnya dengan melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) yaitu berupa hujan buatan.

Hal tersebut membuahkan hasil yang dimana terjadinya hujan ringan di Bogor, Bojong Gede, dan Tenjolaya pada 19 Agustus 2023. Berikutnya juga terjadi hujan sedang di Dramaga, Ciomas, Tamansasi, Jeruk dan Cigombong.

Baca Juga: Mencengangkan! Perputaran Uang Judi Online Capai Rp81 Triliun pada 2022

Lalu bagaimana proses teknologi modifikasi cuaca yang dilakukan pemerintah untuk membuat hujan buatan, kali ini PikiranRakyat-Depok.com akan membagikan informasi.

1. Proses Pemantauan Modifikasi Cuaca

Sebelum melakukan proses modifikasi cuaca petugas akan melakukan pemantauan, di daerah mana yang memiliki potensi hujan. hal ini dilakukan dengan menggunakan citra satelit atau radar pos meteorologi.

2. Penerbangan ke Lokasi Modifikasi Cuaca

Baca Juga: Bikin Ngiler! 7 Rekomendasi Asinan Betawi di Depok, Cita Rasanya Tak Tertandingi

Setelah menemukan daerah mana yang memiliki potensi hujan yang tinggi, petugas akan menerbangkan pesawat dengan ketinggian 9 ribu hingga 10 ribu kaki.

Melakukan penerbangan dengan ketinggian tersebut agar menaburkan garam ke awan yang memiliki potensi hujan. bahan semai nantinya yang akan memicu awan tumbuh menjadi hujan.

3. Evaluasi untuk Modifikasi Cuaca Berikutnya

Setelah berhasil melakukan penebaran petugas akan mengevaluasi hasil dari proses penyemaian dan menganalisa apakah memiliki dampak yang begitu signifikan terhadap polusi.

Baca Juga: Menghidupkan Kembali Isu Larangan Ekspor Benih Lobster, Kisah Empati dan Ketangguhan Ekonomi

Walaupun terlihat sepertinya mudah namun terdapat tantangan yang membuat modifikasi cuaca itu sulit. Yaitu awan cumulus yang menjadi target penyebaran garam sangatlah sedikit pada musim kemarau.

Namun upaya membuat hujan pada saat ini kondisi udara di Indonesia sudah mulai membaik. Kini Indonesia berada di posisi ke-7 di daftar kota yang memiliki polusi udara terparah di dunia.***

Editor: Tesya Imanisa

Sumber: ANTARA iqair.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah