“Anak ini memang patuh kepada orang tua, namun di situasi terakhir kehidupannya ia lagi depresif. Berdasarkan salah satu dokumen yang ditemukan dalam laptopnya, ia membuat catatan untuk mengakhiri hidup,” kata Nathanael.
“Di sini ada indikator kuat. Kita temukan ada inisiatif sendiri mengakhiri hidup. ‘if anyone read this, then i’m already dead along with my mom, depending whether it is true, believe it or not’,” katanya membahasakan tulisan David.
Baca Juga: David yang Bunuh Diri dengan Ibunya Diduga Punya Kepribadian Skizoid, Apa Itu?
Sementara itu, Grace juga sedang mengalami trauma grieving atau duka berkepanjangan setelah suaminya meninggal. Dalam kondisi depresif dan ketidakberdayaan ini, ia juga sepakat dengan anaknya untuk mengakhiri hidup bersama.
David Sudah Mempersiapkan Sendiri
Nathanael menjelaskan, ide bunuh diri sudah dipersiapkan oleh David. Metodenya mirip seperti di Jepang.
“Anak ini (David) yang awalnya memiliki ide tersebut,” katanya.
“Kami menemukan bahwa tingkah laku ini bukan suatu tingkah laku yang bisa dikatakan baru dan pertama. Dari penelitian, banyak kasus seperti ini ditemukan dalam konteks masyarakat Jepang,” ucap Nathanael.
Dari koleksi David yang ditemukan,ia memiliki minat terhadap Jepang, baik dalam buku-buku bacaan, komik, tonton, lagu-lagu, hingga cuplikan film yang memiliki nuansa depresi dan mengarah ke kematian.