Kejadian tragis ini menciptakan gelombang kejut di kalangan militer dan masyarakat umum. Seorang komandan yang seharusnya menjadi figur otoritas dan teladan justru menjadi korban di tangan anak buahnya sendiri.
Tindakan kekerasan tersebut memberikan gambaran tentang tegangnya hubungan di lingkungan militer dan perlunya perhatian serius terhadap dinamika interpersonal dalam kesatuan.
Baca Juga: 3 Rekomendasi Tempat Wisata di Majalengka yang Dekat dengan BIJB Kertajati
Setelah melancarkan aksinya, Praka DRB meninggalkan tempat kejadian dan kembali ke rumahnya. Keberadaannya saat ini dan motif di balik serangannya masih menjadi misteri, dan penyelidikan lebih lanjut pasti diperlukan untuk mengungkapkan rinciannya.
Insiden ini juga mencuatkan pertanyaan tentang etika kepemimpinan dan bagaimana komandan memperlakukan anak buahnya.
Panggilan 'Monyet' yang disebutkan menjadi sorotan karena dapat mencerminkan sikap yang tidak hormat dan tidak profesional di lingkungan militer.***