Soal Film Dokumenter Dirty Vote, TKN: Sebagian Besar yang Disampaikan adalah Fitnah!

- 11 Februari 2024, 21:18 WIB
Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran curiga film Dirty Vote hanya sebatas asumsi dan fitnah.*
Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran curiga film Dirty Vote hanya sebatas asumsi dan fitnah.* /ANTARA /TKN Prabowo-Gibran.

PR DEPOK - Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mencurigai perihal soal film dokumenter "Dirty Vote" yang diluncurkan dalam platform YouTube, pada Minggu, 11 Februari 2024, pukul 11.11 WIB.

Diketahui TKN mencurigai bahwa unggahan tersebut bertujuan untuk menurunkan muruah Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman saat jumpa pers di Jakarta, selang beberapa jam setelah film itu tayang di YouTube.

Habiburokhman kemudian meminta masyarakat supaya tidak terpancing dengan narasi-narasi dalam film "Dirty Vote" yang diunggah di YouTube, dia meyakini sebagian besar isinya sebatas asumsi.

"Sebagian besar yang disampaikan film tersebut adalah sesuatu yang bernada fitnah, narasi kebencian yang sangat asumtif, dan sangat tidak ilmiah," tutur Habiburokhman, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Antara, Minggu, 11 Februari 2024.

Baca Juga: 5 Ragam Soto di Cimahi, Ada Soto Boyolali hingga Soto Bandung

"Saya mempertanyakan kapasitas tokoh-tokoh yang ada di film tersebut dan saya kok merasa sepertinya ada tendensi, keinginan untuk mendegradasi pemilu ini dengan narasi yang sangat tidak berdasar," sambung dia saat membacakan sikap TKN atas unggahan film dokumenter tersebut.

Menurutnya bahwa narasi-narasi yang disampaikan oleh tiga pakar hukum tata negara dalam film dokumenter itu berseberangan dengan pendirian rakyat.

Diketahui bahwa tiga pakar Hukum Tata Negara yang tampil di film dokumenter tersebut ialah Zainal Arifin Mochtar dari Universitas Gadjah Mada, Feri Amsari dari Universitas Andalas, dan Bivitri Susanti dari Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera.

Ketua Umum TKN tersebut berpendapat, jika tindakan-tindakan yang mereka sampaikan merupakan informasi yang sangat tidak argumentatif, namun tendensius untuk menyudutkan pihak tertentu.

Baca Juga: 7 Pilihan Nasi Goreng Enak yang Wajib Dicoba di Depok, Porsinya Banyak dan Dijamin Murah!

"Jadi, tindakan-tindakan mereka yang menyampaikan informasi yang sangat tidak argumentatif, tetapi tendensius untuk menyudutkan pihak tertentu, berseberangan dengan apa yang menjadi sikap sebagian besar rakyat," ucapnya.

Oleh sebab itu, dia menghimbau masyarakat supaya tidak terhasut dengan narasi di dalam film dokumenter "Dirty Vote" yang diunggah di YouTube itu.

“Kami menyarankan kepada rakyat untuk tidak terhasut, serta tidak terprovokasi oleh narasi kebohongan dalam film tersebut serta tidak melakukan pelanggaran hukum," paparnya.

"Kita harus pastikan Pemilu 2024 berlangsung damai, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (luber jurdil),” sambung dia.

Baca Juga: Live! Arsenal vs West Ham Jam Berapa? Berikut Link Streaming Pertandingannya

Sebagai informasi, film dokumenter Dirty Vote disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono. Di dalam siaran tertulisnya, Dandhy menyampaikan film itu bentuk edukasi untuk masyarakat sebelum menentukan hak pilihnya pada 14 Februari 2024 dalam Pemilu 2024.

“Ada saatnya kita menjadi pendukung capres-cawapres, tetapi hari ini saya ingin mengajak setiap orang untuk menonton film ini sebagai warga negara,” jelasnya.

Dia kemudian mengungkapkan jika film garapannya itu diproses dalam kurun waktu sekitar 2 minggu, yang didalamnya mencakup proses riset, produksi, penyuntingan, sampai rilis.

Tambahnya, dalam pembuatannya melibatkan 20 lembaga, antara lain Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Bangsa Mahardika, Ekspedisi Indonesia Baru, Indonesia Corruption Watch, JATAM, Lokataru, LBH Pers, WALHI, Yayasan Kurawal, dan YLBHI.

Baca Juga: 15 Contoh Ucapan Selamat Hari Valentine 2024 Singkat dan Menarik, Cocok Dikirim ke Pacar, Teman, dan Sahabat

Seperti dilansir dari akun YouTube Dirty Vote, unggahan film dokumenter tersebut sudah ditonton 1.237.850, 135 ribu suka, dan 16.118 komentar dalam kurun 9 jam dari artikel dimuat.***

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah