Apakah Minyak Makan Merah Aman untuk Kesehatan?

- 17 Maret 2024, 07:05 WIB
Presiden Jokowi saat mengunjungi pabrik percontohan minyak makan merah di Kabupaten Deli Serdang pada Kamis, 14 Maret 2024.
Presiden Jokowi saat mengunjungi pabrik percontohan minyak makan merah di Kabupaten Deli Serdang pada Kamis, 14 Maret 2024. /Instagram.com/@jokowi/

PR DEPOK - Saat ini di Indonesia memiliki alternatif lain selain minyak goreng, yaitu minyak makan merah.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan harga minyak makan merah yang terjangkau dapat membuatnya menjadi tren baik dan menjadi alternatif yang akan dipilih masyarakat di masa depan.

Minyak makan merah sendiri merupakan inovasi terbaru, di mana minyak ini merupakan salah satu produk dari minyak sawit mentah atau CPO (crude palm oil).

Baca Juga: 7 Rekomendasi Tempat Bakso di Depok Buka Tiap Hari, Baksonya Gurih dan Enak Menggugah Selera!

Berbeda dengan minyak goreng pada umumnya, minyak makan merah diproduksi dengan tidak melalui proses penyulingan.

Karena itu, minyak makan merah memiliki warna terang yang mencolok, serta aroma yang kuat.

Namun, apakah minyak makan merah aman untuk kesehatan?

Dikutip dari PikiranRakyat.com, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) mengatakan bahwa minyak makan merah aman untuk kesehatan.

Baca Juga: Resep Cumi Balakutak Pedas untuk Menu Sahur atau Buka Puasa di Rumah

Bahkan, minyak makan merah dapat menjadi suplemen untuk membantu mencegah stunting.

Hal itu dikarenakan nilai gizi minyak makan merah lebih besar dibandingkan minyak goreng yang saat ini banyak dipakai oleh masyarakat.

Menurut PPKS, minyak makan merah memiliki kandungan vitamin A dan E yang lebih tinggi.

Tak hanya itu, menurut Dr. Ir. Tungkot Sipayung, Eksekutif Direktur PalmOil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), minyak makan merah kaya akan fitonutrien seperti tokoferol, tokotrienol, dan asam lemak yang memililik manfaat untuk kesehatan tubuh.

Baca Juga: Prediksi, H2H, dan Catatan Kemenangan Getafe vs Girona

Dikutip dari PASPI, kandungan-kandungan tersebut lah yang membuat minyak makan merah memiliki warna yang mencolok dibandingkan minyak goreng lain yang saat ini beredar di pasaran.

Minyak makan merah juga dipercaya dapat mencegah dan mengurangi penyakit kardiovaskular atau CVD.

Hal itu dikarenakan minyak makan merah memiliki komposisi asam oleat dan asam linoleat yang tinggi, sehingga dapat membantu mencegah dan mengurangi CVD.

Baca Juga: Terseret Isu Orang Ketiga Hubungan Ryu Jun Yeol dan Hyeri, Pengaruhi Drama Terbaru Han So Hee?

Tak hanya itu, minyak makan merah juga dapat mengurangi tekanan darah sistolik dan risiko stroke hingga 50 persen berkat kandungan tokoferol dan tokotrienol.

Selanjutnya, minyak makan merah juga dapat memberikan perlindungan terhadap saraf otak, serta dapat meningkatkan fungsi koginitif otak dan mencegah penyakit Alzheimer, Parkinson, dan Demensia.

Meski memiliki kandungan-kandungan yang menguntungkan untuk kesehatan tubuh, minyak makan merah juga memiliki sejumlah kekurangan yang harus diwaspadai.

Minyak makan merah disebut lebih tinggi kolesterol dan bahkan dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat. Tak hanya itu, minyak makan merah juga memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi.

Baca Juga: Osasuna vs Real Madrid: Prediksi, H2H, dan Catatan Kemenangan

Sementara itu, dikutip dari RRI, minyak makan merah hanya disarankan untuk menumis saja. Hal itu disampaikan oleh Ahli Gizi Masyarakat, Dr Tan Shot Yen.

Menurutnya, jika ingin membeli minyak makan merah, sebaiknya hanya dipakai untuk pemakaian yang sedikit, seperti menumis.

"Yang ditakutkan adalah dari minyak-minyak yang tidak melalui proses rafinasi yang berkepanjangan," ungkapnya.

Baca Juga: Link Streaming Bhayangkara FC vs Dewa United, Persaingan Ketat Curi Start

Menurutnya, minyak makan merah tidak melalui proses rafinasi yang lebih panjang dari minyak biasanya, sehingga pemakaiannya akan mempengaruhi titik didih.

Seperti diketahui, minyak makan merah tidak melalui proses penyulingan atau bleaching, sementara minyak goreng biasa lainnya melalui proses rafinasi lebih panjang dari itu.

"Pada minyak yang masih mentah yang prosesnya tidak panjang itu titik didihnya masih agak lebih rendah. Artinya, kalau minyak-minyak dalam proses titik didih rendah maka cenderung mudah rusak. Maka kalau dipanaskan sampai dengan di atas 180 derajat. Kalau menggoreng biasanya sampai 200 derajat," ungkapnya.***

Editor: Nur Annisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah