"Bagaimana sudah dikeluarkan semua ilmunya belum? Keluarkan lagi! Keluarkan! Sembur supaya ubun-ubunnya yang ada di DPR keluar. Jika nanti malam kawan-kawan buang air besarnya paku atau jarum hmm rasakan! Jangan pernah menyalahkan dukun. Dukun sekarang lawannya DPR," tutur sang orator dengan lantang.
Dalam teatrikal yang menarik tersebut, sang orator mengungkapkan bahwa kehadiran Mak Lampir dan dukun merupakan bentuk protes terkait Omnibus Law yang dibentuk secara 'ghaib' oleh DPR tanpa melibatkan masyarakat maupun kaum buruh.
Setelah menyampaikan aspirasi masyarakat lewat aksi teatrikal, Mak Lampir dan para dukun akhirnya pulang secara damai.***