Keputusan Emmanuel Macron ini awalnya dipicu oleh tewasnya seorang guru sejarah yang diduga akibat ia menampilkan kartun Nabi umat islam tersebut dalam salah satu kelasnya.
Ia diduga dibunuh karena kemarahan sejumlah pihak atas penampilan kartun tersebut.
Oleh karena itu, Emmanuel Macron menilai bahwa penggunaan kartun tersebut adalah bagian dari kebebasan berekspresi, sehingga ia mengutuk keras pembunuhan terhadap guru tersebut.***