Dianggap Jelmaan Manusia, Buaya Bernama Halimah Dibawa Pulang Warga dan Disambut dengan Upacara

- 14 November 2020, 19:28 WIB
Ilustrasi buaya.
Ilustrasi buaya. /minbiformat69/Pixabay

Perlu diketahui, kepercayaan masyarakat Indonesia terkait buaya adalah jelmaan manusia bukanlah hal yang baru di lingkungan masyarakat Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Polisi Lakukan Rekayasa Lalin Jelang Pernikahan Putri Habib Rizieq, Berikut Jalur yang Dialihkan

Seorang ahli sejarah Universitas Negeri Makassar, Taufik Ahmad menjelaskan bahwa orang Bugis dan Makassar memang menjadikan buaya sebagian daripada kehidupan manusia.

Di Kabupaten Bone, menurutnya, buaya dikenali sebagai Tori Salo atau penduduk manusia di sungai.

Sedangkan di Kabupaten Luwu, buaya disebut Ampu Salu atau penguasa sungai, bahkan orang-orang Luwu, kata Taufik, memanggil buaya menggunakan sebutan nenek.

Baca Juga: Tantang Polisi di Media Sosial, Polrestabes Bandung Tangkap Seorang Pria Terkait Ujaran Kebencian

Menurut Taufik, kepercayaan masyarakat Makassar itu muncul sebagai salah satu cara manusia untuk melindungi sungai.

Sementara iu, ahli sejarah lain bernama Andi Achdian, mengatakan bahwa kepercayaan yang dianut masyarakat Makassar itu tidak boleh dilihat dari perspektif rasional dan tidak rasional, dengan kata lain kepercayaan itu tidak dapat disebut benar atau tidak benar.***

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Vocket


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah