Musi Banyuasin Garap Inovasi, Manfaatkan Limbah Sawit sebagai Bahan Bakar Pembangkit Energi Listrik

- 16 November 2020, 08:33 WIB
Ilustrasi kelapa sawit.
Ilustrasi kelapa sawit. /Free-Photos/Pixabay
 
PR DEPOK - Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan, berinovasi dalam mengembangkan energi listrik dengan memunculkan penggunaan biomassa kelapa sawit sebagai bahan bakar pembangkit.
 
Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza mengatakan, biomassa kelapa sawit berasal dari tandan buah kosong, serat buah, cangkang, batang pohon, pelepah serta Palm Oil Mill Effluent (POME) atau limbah cair kelapa sawit.
 
”Terkait ini kami sudah berkoordinasi dengan Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM dan tak lama lagi segera direalisasikan,” kata Dodi seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara Senin, 16 November 2020.
 
 
Ia juga mengatakan bahwa penerapan teknologi tersebut akan berdampak positif pada sektor kelapa sawit lantaran petani tidak lagi sebatas menjual tandan buah segar tapi dapat memanfaatkan bahan-bahan limbah sawit untuk meningkatkan pendapatan.
 
Muba diperkirakan sangat mampu menjalankan inovasi ini karena termasuk daerah yang memiliki areal perkebunan sawit yang cukup luas di Sumsel.
 
Inovasi yang dibuat itu juga sejalan dengan visi dan misi Muba menuju ibu kota dunia energi berkelanjutan pada 2030.
 
 
Jika proyek ini terwujud, maka Pemkab akan memfasilitasi kebutuhan listrik di Kabupaten Muba hingga ke daerah pelosok yang belum tersentuh energi listrik.
 
"Kami siap akan fasilitasi dan nantinya akan berkoordinasi dengan BUMD Muba PT MEP," ujar Dodi.
 
Lebih lanjut ia menambahkan, biomassa sawit memiliki nilai komersial yang paling efisien bagi pembangkit listrik.
 
 
"Ke depan kebutuhan listrik daerah pelosok di Muba akan difasilitasi dengan baik yang diback up langsung Kementerian ESDM," tuturnya.
 
Diketahui, produk sampingan kelapa sawit dikenal sebagai bahan baku yang baik untuk bahan bakar pada pembangkit listrik.
 
Banyak negara di dunia yang mulai beralih ke biomassa sawit karena merupakan sumber bahan bakar yang ramah lingkungan dan terbarukan.
 
 
Dari semua biomassa sawit yang ada, sebanyak 70 persen merupakan pelepah pohon sawit, sedangkan tandan buah kosong mencapai 10 persen dan batang sawit mencapai 5 persen.
 
Sementara itu, sebanyak 89 persen dari total biomassa yang dihasilkan umumnya digunakan sebagai bahan bakar dan pupuk.
Biomassa juga bisa diubah menjadi bio batubara sebagai pengganti batu bara.
 
Penggunaan bio pelet atau bio batubara untuk bahan bakar pembangkit listrik lebih ramah lingkungan karena bisa mengurangi emisi gas rumah kaca.
 
 
Pembangkit listrik berbahan bakar biomassa juga bisa diintegrasikan dengan pabrik pengolahan kelapa sawit sehingga menjadi sumber energi terbarukan selalu tersedia.
 
Keberadaannya sekaligus juga mendatangakan manfaat besar bagi masyarakat.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x