Penundaan PON Papua 2020, Menpora Sebutkan Untung-Rugi Dibalik Skenario Keputusannya

16 April 2020, 10:03 WIB
Menpora Zainuddin Amali menanggapi penundaan Olimpiade Tokyo 2020. //Kemenpora

PIKIRAN RAKYAT - Usai mengadakan rapat kerja dengan Komisi X DPR, Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali dikabarkan menyepakati penundaan PON Papua 2020 hingga tahun depan.

Kendati demikian, keputusan ini belum bisa dikatakan resmi sebab Menpora masih harus mengadakan rapat bersama Presiden Jokowi.

Ada dua opsi yang disiapkan oleh Zainudin Amali terkait pelaksanaan PON Papua 2020 ini. Dilansir Pikiranrakyat-depok.com dari Antara, Menpora juga membeberkan untung rugi dari dua opsi tersebut.

Menpora Zainudin Amali membeberkan keuntungan dan kerugian dari dua opsi atau skenario yang sudah disiapkan untuk PON 2020 Papua yang dijadwalkan digelar 20 Oktober sampai 2 November mendatang, yakni tetap Oktober 2020 atau diundur pada Oktober 2021.

Baca Juga: Bantu Tim Medis, Raisa Hadir untuk Ikut Layani Pasien Covid-19 

"Apabila ditunda, maka PON masuk ke 2021. Mudah-mudahan pandemi sudah selesai. Dan kami ancang-ancang waktu sampai dengan Oktober 2021," kata Zainudin dalam rapat virtual bersama Komisi X DPR RI.

Apabila PON tetap berlangsung pada Oktober 2020 nanti, keuntungannya adalah pertama, masyarakat Papua dapat berharap untuk kepastian penyelenggaraan PON 2020 yang dinilai mampu meningkatkan integritas nasional.

Kedua, penyelenggaraan PON tidak akan bentrok dengan turnamen multievent nasional dan internasional lainnya.

Ketiga, PON Papua yang sesuai jadwal jelas menjadi ajang puncak kompetisi untuk atlet yang telah berlatih dan mempersiapkan diri jauh-jauh hari untuk bisa mencetak prestasi.

Baca Juga: Dua Doktor Siber Pertama Indonesia dari Unpad Lulus Via Sidang Online 

Adapun kekurangan jika PON Papua 2020 tetap digelar pada Oktober tahun ini adalah pertama, pembangunan venue molor sebab pandemi virus corona menutup akses luar negeri, sementara sejumlah barang didatangkan dari luar.

Kedua, kebutuhan anggaran tambahan yang diminta Pemerintah Provinsi Papua belum tuntas direvisi. Akibatnya, pengadaan peralatan pertandingan pun belum terpenuhi.

"Pengadaan barang dan jasa pun hingga saat ini belum dapat diselesaikan secara signifikan sesuai dengan batasan waktu," kata Zainuddin.

Dengan adanya COVID-19, tutur Zainudin, negara produsen alat pertandingan memberlakukan lockdown hingga tidak bisa dipesan. Ini pengaruh pada persediaan barang. Penutupan akses sementara ke Papua ini berdampak pada penyelesaian venue.

Baca Juga: Kemenpora dan Komisi X DPR Adakan Rapat, PON Papua Dikabarkan Ditunda 

Sementara, opsi alternatif apabila PON Papua 2020 digeser Oktober tahun depan juga memiliki kerugian.

Pertama, 2021 adalah tahun padat bagi olahraga nasional dan internasional. Semua agenda olahraga 2020 banyak yang digeser ke 2021 gara-gara COVID-19.

Kedua, apabila PON juga bergeser ke Oktober 2021, bukan tak mungkin ajang empat tahunan itu bakal terjepit Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo pada Juli-Agustus 2021 dan SEA Games Vietnam pada November 2021.

Ketiga, kerugian lainnya adalah terkait anggaran di mana Pemerintah Provinsi harus menyiapkan dana sampai 2021 untuk pemeliharaan sejumlah venue yang sudah rampung dibuat pada 2020.

Baca Juga: Sri Mulyani: Recovery Ekonomi Usai Corona Diprediksi Terjadi pada Kuartal Terakhir 2020 

"Jadi, kami belum bisa memutuskan apakah akan jalan sesuai dengan jadwal atau ditunda. Kami hanya bisa menyiapkan opsi yang akan diberikan ke Presiden, termasuk masukan dari Komisi X ini. Nanti Rapat Kabinet yang memutuskan," ujar Zainudin.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler