Lebih lanjut, Eduardo Almeida mengatakan bahwa anak asuhnya kurang konsentrasi menjelang akhir pertandingan, sehingga Persita mampu membobol gawang Singo Edan di menit-menit akhir.
"Seharusnya kami bisa lebih konsentrasi lagi karena situasinya berawal dari bola mati," ucap pelatih berusia 43 tahun ini menjelaskan.
"Sebenarnya bola pertama bisa dihalau, tapi kemudian terjadi rebound yang dimanfaatkan pemain lawan untuk mencetak gol penyeimbang," kata dia lagi.
Tak lupa, Eduardo Almeida ini mengucapkan selamat kepada Pendekar Cisadane yang mampu memanfaatkan peluang di akhir-akhir pertandingan hingga terhindar dari kekalahan.
"Jadi kami ucapkan selamat kepada pemain Persita yang bisa mengkonversi bola tersebut menjadi gol," pungkas Eduardo Almeida.***