Network
PR DEPOK – Pengamat Sepak Bola, Akmal Marhali menyinggung soal batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Menurut Akmal Marhali, keputusan yang dikeluarkan FIFA itu, disebabkan oleh egosentris dan kepentingan politik yang dilakukan beberapa pihak di Indonesia.
“Sejak kapan Olahraga Sepakbola punya agama?” kata Akmal Marhali dari hasil report akun warganet, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Instagram @akmalmarhali20.
Akmal Marhali juga menuntut pihak yang membuat gaduh dan batalnya Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20, untuk minta maaf kepada publik. Tidak hanya itu, ia juga menuntut tanggungjawab yang harus dipenuhi untuk masa depan sepak bola Indonesia.
Baca Juga: 31 Maret Memperingati Apa? Ada Hari Menara Eiffel, Begini Sejarahnya
Tuntutan itu ia sampaikan dalam unggahan video melalui akun Instgaramnya. Dengan judul ‘Sepakbola Indonesia Berduka!’, ia mengutarakan bahwa egosentris dan kepentingan politik adalah penyebab Indonesia gagal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
“Kita gagal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 hanya karena egosentris, hanya karena kepentingan politik,” ujar Akmal Marhali.
“Mereka harus bertanggungjawab secara moral, harus menyampaikan permohonan maaf kepada generasi muda Indonesia, pemain-pemain muda Indonesia, yang telah menyiapkan jiwa raga mereka untuk tampil di Piala Dunia U-20,” tambahnya.
Postingan tersebut banyak menyita perhatian publik, terlebih oleh para penggemar sepak bola tanah air. Banyak warganet yang ikut berkomentar perihal tuntutan permintaan maaf dan tanggung jawab dari ‘pembuat gaduh’ Piala Dunia U-20.
Baca Juga: Pemkot Depok Buka Program Wirausaha Baru, Simak Syarat dan Cara Daftarnya
Baca Juga: Presiden PSG Akui Marcus Rashford Tolak Gaji 7,4 Miliar per Minggu untuk Bergabung ke Timnya
“Memangnya maaf aja cukup untuk gantiin nafkah insan sepakbola kalau nanti kena sanksi?,” tulis pemilik akun @zat***.
“Cari orangnya bang sampai minta maaf ke pasukan Garuda,” kata pemilik akun @dud***.
Bagi Akmal Marhali pihak yang membuat gaduh dan sebabkan hal ini, telah mempermalukan Indonesia di kancah internasional. Indonesia menurutnya akan dikenang sebagai bangsa yang tidak punya komitmen.
“Kalau kemudian pahitnya Indonesis dicoret dari Piala Dunia, maka orang-orang politik ini harus bertanggungjawab, jangan kemudian nanti lempar badan,” katanya.
Baca Juga: Hari Film Nasional 30 Maret: ‘Darah dan Doa’, Sejarah Film Pertama Indonesia
Meski begitu, Akmal Marhali tetap ikut mengapresiasi atas usaha yang dilakukan Presiden Jokowi, dan mengutus ketua umum PSSI untuk pergi menemui FIFA di Doha, Qatar.***
