PGRI Sebut Dunia Pendidikan Alami Kemunduran Akibat Abai dan Lupakan Nasihat Bijak Ki Hadjar Dewantara

- 2 Mei 2021, 20:30 WIB
Ilustrasi pendidikan. Metode Wawancara Dapat Digunakan untuk Menulis Sejarah dengan Tema Berikut Ini
Ilustrasi pendidikan. Metode Wawancara Dapat Digunakan untuk Menulis Sejarah dengan Tema Berikut Ini /Pixabay.com/Geralt

PR DEPOK - Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menilai Indonesia telah mengabaikan dan melupakan nasihat bijak Ki Hadjar Dewantara.

“Ki Hadjar Dewantara sudah mengajarkan orientasi bangsa yang sangat jelas dan futuristik, melihat jauh ke depan. Tapi kita terlanjur mengabaikan bahkan melupakan nasihat bijak pendiri bangsa, sehingga pendidikan kita mengalami kemunduran.

"Kemunduran pendidikan karena terlalu sibuk membahas masalah-masalah administratif pendidikan mulai dari kurikulum, penggunaan anggaran, sistem evaluasi dan kelulusan, dana bantuan sekolah, dan berbagai persoalan lainnya,” kata Ketua Umum PGRI Unifah Rosyidi dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara pada Minggu, 2 Mei 2021.

Baca Juga: THR bagi ASN, TNI, dan Polri akan Segera Cair, Simak Tips Mengelola Keuangan agar Tidak Cepat Habis

Pendidikan disebut hanya dimaknai sebagai akademis atau intelektualitas saja dengan melupakan hakikat pendidikan sebagai rohnya.

Kondisi ini merupakan persoalan besar dalam kehidupan bangsa.

“Menyalahkan guru dalam kondisi seperti ini, juga sangat keliru. Guru sejak awal 'dijebak' dalam persoalan administratif serta dikejar target kurikulum yang sangat menguras tenaga.

"Guru misalnya, harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan melakukan analisis hasil ulangan (AHU) yang membutuhkan konsentrasi tinggi,” ucapnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Klaim Foto Penemuan Mayat Awak Kapal Selam KRI Nanggala 402, Simak Faktanya

Guru masih menyusun silabus dan membedah kisi-kisi soal ujian tengah semester (UAS). Pekerjaan ini dinilai sangat administratif yang menyita waktu dan menguras tenaga.

Padahal, pemerintah tidak memperhatikan kesejahteraan guru dan peningkatan mutu guru melalui pelatihan periodik. Apalagi, pemerintah daerah tidak memperhatikan persoalan tersebut.

Kebijakan pendidikan juga hanya menimbulkan kegaduhan lantaran penyusunan peta jalan pendidikan yang pragmatis.

Apalagi, itu tidak mencerminkan tentang pandangan sebagai bangsa yang mengantisipasi pendidikan masa depan.

Baca Juga: RNI dan Berdikari Pasok Daging Sapi Beku Boneless dari Brasil 420 Ton Untuk Idul Fitri 1442 Secara Bertahap

Pemerintah memberikan perhatian sangat minim kepada guru terutama guru yang mengajar di tempat tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Mereka belum memperoleh kesejahteraan dan kualitas guru.

Unifah mengungkapkan persoalan pendidikan semakin serius dan dilematis saat pandemi Covid-19 seperti penutupan sekolah yang berlangsung lebih lama.

Kejadian ini berakibat learning loss, meskipun ini guna mengutamakan keselamatan, kesehatan pendidik dan peserta didik.

“Adanya pemberian vaksin bagi para pendidik dan tenaga kependidikan merupakan langkah penting untuk memastikan pembelajaran tatap muka (PTM) dapat berlangsung aman. PGRI berharap agar pemerintah, pemerintah daerah sangat serius menyiapkan secara hati-hati PTM demi keselamatan dan keamanan peserta didik, pendidik, orang tua, dan masyarakat,” tuturnya.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x