Studi Terbaru: Membiarkan Ikan Besar Mati di Laut Dapat Kurangi CO2

- 29 Oktober 2020, 11:24 WIB
Ilustrasi terumbu karang.
Ilustrasi terumbu karang. /Marcelokato/Pixabay

Diperkirakan 20,4 juta metrik ton CO2 dilepaskan pada tahun 2014 atau setara dengan emisi tahunan 4,5 juta mobil.

Baca Juga: Berikan Dukungan terhadap Emmanuel Macron, Tagar 'I Stand With France' Trending di India

Rekan peneliti Profesor David Mouillot dari ARC Center of Excellence for Coral Reef Studies di James Cook University (CoralCoE di JCU) dan University of Montpellier mengatakan jejak karbon perikanan 25 persen lebih tinggi dari perkiraan industri sebelumnya.

"Kapal penangkap ikan menghasilkan gas rumah kaca dengan mengonsumsi bahan bakar," kata Prof Mouillot.

"Dan sekarang kita tahu bahwa mengekstraksi ikan melepaskan CO2 tambahan yang jika tidak dilakukan akan tetap tertawan di dalam laut," ujarnya.

Baca Juga: Indonesia Gaming Award 2020 Digelar Online, Didukung Lebih dari 100 Panelis E-Sports dan Gaming

Ikan besar seperti tuna, hiu, mackerel, dan ikan todak mengandung sekitar 10 hingga 15 persen karbon.

"Saat ikan ini mati, mereka tenggelam dengan cepat," imbuh Prof Mouillot.

Akibatnya, sebagian besar karbon yang dikandungnya tersimpan di dasar laut selama ribuan atau bahkan jutaan tahun.

Baca Juga: Benarkan LAPAN Akan Cari Planet Lain dan Alien, Peneliti Ungkap Targetkan Mulai Studi Tahun Depan

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x