Teknologi Bendung Karet, Kendalikan Banjir dan Ketahanan Air Sungai Indonesia

9 Maret 2020, 09:05 WIB
Teknologi Bendung Karet yang diklaim dapat Kendalikan Banjir dan Ketahanan Air Sungai Indonesia /PUPR

PIKIRAN RAKYAT - Guna mendukung ketahanan air dan pangan di Indonesia dan juga sebagai alternatif pengendali banjir, teknologi bendung karet diterapkan di sejumlah sungai di Indonesia.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari situs resmi Kementerian PUPR, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan penerapan teknologi ini diperlukan dalam pembangunan infrastruktur untuk menjadi lebih baik.

Bendung karet merupakan kantong karet yang dipasang melintang sungai atau saluran air untuk menaikkan tinggi muka air, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengairi saluran irigasi, penyediaan air baku maupun sarana pengendali banjir.

Baca Juga: MU vs City, Martial dan McTominay Bawa The Reds Devils Cukur The Citizens di Derby Manchester

Secara teknis, pengoperasian teknologi ini dilakukan dengan memompa air atau udara pada bendung karet untuk menahan aliran air.

Saat karet menggelembung aliran sungai akan tertahan untuk menaikkan tinggi muka air.

Sebaliknya, dengan mengempiskan secara manual atau otomatis dapat menurunkan tinggi muka air sesuai dengan kebutuhan.

Baca Juga: Chelsea vs Everton, The Blues Pesta Gol ke Gawang The Toffes

Bendungan karet memiliki beberapa keunggulan diantaranya waktu pelaksanaan pembangunan relatif cepat dan sederhana.

Bentang gate panel dapat lebih panjang dengan maksimum 100 meter tanpa atau sedikit pilar, tubuh bendung fleksibel dapat mengikuti bentuk pondasi.

Konstruksi sub struktur atau pondasi relatif lebih ringan sehingga biaya lebih murah dan fleksibel terhadap penurunan tanah, sistem pengoperasian dan pemeliharaannya tidak membutuhkan daya dan biaya yang besar serta tidak perlu perawatan dengan pengecatan karena tidak korosi.

Baca Juga: Beredar Kabar Pesan Gratis Kuota Internet dari 20 hingga 100 GB, Simak Faktanya

Teknologi ini telah diterapkan Kementerian PUPR di beberapa wilayah di Indonesia diantarannya di Kali Perawan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Ditjen Sumber Daya Air yang terletak di Indramayu, Provinsi Jawa Barat pada tahun 2017 silam.

Basuki mengatakan pembangunan bendung ini telah memberikan manfaat untuk mengairi area irigasi pertanian seluas 308 hektar, pasokan air irigasi seluas 2.307 hektare serta mendukung suplai air tawar industri perikanan seluas 200 hektare.

Pembangunan Bendung Karet juga dilakukan BBWS Pemali-Juana Ditjen SDA untuk pengendalian banjir akibat luapan sungai Kanal Banjir Barat (KBB) di Kota Semarang.

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Depok Hari Ini Senin, 9 Maret 2020

Pada saat musim hujan, air yang masuk di Sungai KBB akan ditahan bendung tersebut.

Saat ketinggian air mencapai elevasi 2,5 meter, maka air langsung didorong oleh karet bendungan ke hilir sungai dan masuk ke laut.

Sementara pada musim kemarau bendung karet sepanjang 155,5 meter tersebut juga berfungsi sebagai long storage yang dapat menampung sekitar 700.000 m3 air.

Baca Juga: Amnesty Internasional Indonesia Desak Pemerintah Sahkan RUU PKS dan RUU PPRT

Selanjutnya Bendung Karet juga dibangun oleh BBWS Bengawan Solo di Kali Pepe, Tirtonadi, Kota Solo.

Teknologi Bendung Karet di Solo dilengkapi dengan gate panel yang terbuat dari baja dengan ketebalan 16 mm dan tinggi 305 cm saat pembendungan dan 32 cm saat kondisi flat.

Saat musim kemarau, bendung akan ditutup untuk menahan aliran air sungai dengan daya tampung sebesar 1 juta m3 dan panjang 1,5 km.

Baca Juga: Langkah yang Bisa Dilakukan di Rumah Saat Alami Gejala Virus Corona

Sementara pada musim penghujan akan dibuka dengan kapasitas pengaliran sebesar 1.048 m3/detik, atau lebih besar dari debit awal 390 m3/detik.

Kehadiran bendung ini diharapkan dapat mengurangi risiko banjir seluas kurang lebih 110 hektar di Kecamatan Banjarsari dan kurang lebih 80 hektare di Kecamatan Pasar Kliwon dan Laweyan.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Kementerian PUPR

Tags

Terkini

Terpopuler