Polemik Bergantinya Nama Facebook Jadi Meta Makin Memanas, Mantan Karyawan Desak Mark Zuckerberg Mundur

- 2 November 2021, 19:15 WIB
Ilustrasi Facebook yang berganti nama menjadi Meta.
Ilustrasi Facebook yang berganti nama menjadi Meta. /Dado Ruvic/Reuters

PR DEPOK – Mark Zuckerberg menjadi sorotan usai Facebook berubah nama menjadi Meta.

Polemik pengubahan nama Facebook menjadi Meta semakin memanas, karena berbagai pihak menilai Mark Zuckerberg sudah tidak layak menjadi CEO raksasa media sosial tersebut.

Mantan pegawai Facebook Frances Haugen menilai bahwa berubahnya nama platform populer itu menjadi Meta tidak akan berdampak apa-apa atas berbagai permasalahan yang ada.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Cari Tahu Sosok Pasangan yang Diinginkan dari Bunga Favorit Anda

Maka dari itu, ia mendesak agar Mark Zuckerberg segera mundur sebagai kepala eksekutif Facebook dan digantikan dengan seorang pemimpin yang berfokus pada keselamatan pengguna.

"Saya pikir Facebook akan lebih kuat dengan seseorang yang mau fokus pada keselamatan, jadi ya," ujar Frances ketika berbicara dalam Web Summit di Lisbon, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian

Ia lantas mengkritik keputusan Zuckerberg yang tidak masuk akal untuk berinvestasi dalam konsep metaverse daripada berfokus pada perbaikan sistem keamanan.

Baca Juga: Sinopsis Film Fantastic Four: Rise of the Silver Surfer, Menguak Misteri Kehancuran Planet oleh Entitas Asing

Akan tetapi, Haugen mengakui bahwa kendali Zuckerberg atas Meta adalah masalah bagi pemegang saham independen mana pun yang mungkin menginginkan perubahan.

Pasalnya, Mark Zuckerberg mengontrol pengambilan keputusan dalam perusahaan melalui kepemilikan mayoritas saham voting di Meta, yang membuat posisinya tidak dapat disangkal.

“Mark memegang 54 persen saham voting di Facebook. Dia adalah ketua dan CEO dan saya pikir setidaknya pemegang saham memiliki hak untuk benar-benar memilih CEO mereka. Jadi saya pikir tidak mungkin perusahaan akan berubah jika dia tetap menjadi CEO,” kata Haugen.

Baca Juga: Wujud Komitmen Kapolri Listyo Sigit, 7 Pejabat Kepolisian di Beberapa Wilayah Dicopot

Maka dari itu, ia berharap Mark Zuckerberg dapat memberikan kesempatan kepada orang lain untuk memimpin Facebook.

"Dan saya berharap dia dapat melihat bahwa ada begitu banyak hal baik yang bisa dia lakukan di dunia, dan mungkin ini adalah kesempatan bagi orang lain untuk mengambil kendali," ujarnya.

Haugen diketahui telah membocorkan puluhan ribu dokumen internal yang merinci perjuangan perusahaan dengan keamanan pengguna dan informasi yang salah.

Baca Juga: Tuai Kecaman, Agensi Rilis Klarifikasi Komentar Han So Hee Soal Adegan Mesranya dengan Ahn Bohyun di 'My Name'

Menurutnya, ia telah merilis sejumlah dokumen ke Kongres, regulator, pers, dan menjelaskan bahwa Facebook perlu fokus pada sistem keamanan dasar dan bukan ekspansi ke realitas virtual.

“Saya pikir ada masalah meta di Facebook yang berulang kali Facebook memilih ekspansi di area baru daripada tetap berpegang pada apa yang telah mereka lakukan dan saya merasa tidak masuk akal bahwa, ketika Anda membaca dokumen, itu menyatakan sangat jelas perlu ada lebih banyak sumber daya pada sistem keselamatan yang sangat mendasar,” katanya.

Menanggapi komentar Haugen, juru bicara Meta lantas membantah tudingan tersebut.

Baca Juga: Sergio Ramos Absen karena Cedera, PSG Diisukan Pertimbangkan untuk Putus Kontraknya

“Argumen bahwa kami sengaja mendorong konten yang membuat orang marah demi keuntungan sangat tidak masuk akal. Kami berada di jalur yang tepat untuk menghabiskan lebih dari 5 miliar dolar untuk keselamatan dan keamanan pada tahun 2021, lebih banyak dari perusahaan teknologi lainnya, dan memiliki 40.000 orang untuk melakukan satu pekerjaan, sehingga menjaga orang tetap aman di aplikasi kami”

“Jelas, kita dapat dan harus melakukan kedua hal ini pada saat yang sama dan memang demikian,” tuturnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah