Pada hari Rabu, Uni Eropa meluncurkan sanksi terhadap individu seperti Margarita Simonyan, yang merupakan pemimpin redaksi RT dan tokoh sentral dari propaganda Rusia.
Juru bicara YouTube, Farshad Shadloo, mengatakan bahwa media dari Rusia tersebut tidak lagi dapat diakses di Ukraina setelah permintaan pemerintah Ukraina.
Menteri Transformasi Digital Ukraina, Mykhailo Fedorov, telah menghubungi pihak YouTube, untuk memblokir saluran propaganda Rusia seperti Russia 24, TASS, RIA Novosti.
Sejumlah anggota parlemen dan beberapa pengguna, telah mendesak Google untuk mengambil tindakan lebih lanjut pada saluran yang terkait dengan pemerintah Rusia.
Baca Juga: Ternyata Hanya dengan Penuhi 3 Syarat Ini Kylian Mbappe Akan Bertahan di PSG
Dengan memiliki kekhawatiran bahwa mereka menyebarkan informasi yang salah dan tidak boleh mengambil untung darinya.
Sebagai informasi, Rusia menerima sekitar 7 juta Dollar hingga 32 juta Dollar atau sekitar Rp459 miliar, selama dua tahun hingga Desember 2018 dari iklan di 26 saluran YouTube yang didukungnya.
Per hari Jumat kemarin, pemilik Facebook Meta Platforms Inc, melarang media pemerintah Rusia menjalankan iklan atau menghasilkan pendapatan dari iklan di layanannya.
YouTube juga sebelumnya mengatakan tidak memperlakukan saluran media yang didanai negara, yang mematuhi aturannya secara berbeda dari yang lain dalam hal berbagi pendapatan iklan.***