Berbeda dengan Twitter, Facebook Akan Tinjau Kebijakan Terkait Penghapusan Unggahan Donald Trump

- 7 Juni 2020, 14:22 WIB
CEO Facebook Mark Zuckerberg di protes karyawan.
CEO Facebook Mark Zuckerberg di protes karyawan. /AFP/Jim Watson/

PR DEPOK - Unggahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Facebook menuai protes di kalangan karyawan perusahaan media sosial raksasa dunia itu.

Para ilmuwan dalam lembaga Chan Zuckerberg Biohub, meminta Facebook menghapus unggahan Presiden Donald Trump tentang aksi protes menentang rasisme.

Mereka memprotes bahwa seharusnya perusahaan melakukan tindakan terhadap unggahan Trump.

Baca Juga: 5 Elemen Masyarakat Ini Bisa Berperan Dukung New Normal

Unggahan Donald Trump tersebut dinilai memicu amarah nasional.

Adapun unggahan Donald Trump yang mengatakan,"ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai."

Dikutip oleh Pikiranrakyat-depok.com dari CNET, para ilmuwan berpendapat Facebook membiarkan Presiden Donald Trump menyebarkan misinformasi dan pernyataan yang menghasut, serta tidak mematuhi kebijakan platform tersebut terhadap hal yang memicu kekerasan.

Baca Juga: Donald Trump Perintahkan 9.500 Tentara AS Tinggalkan Jerman

"Kami mendesak Anda (Mark Zuckerberg) mempertimbangkan kebijakan yang lebih ketat tentang misinformasi atau bahasa hasutan yang membahayakan orang atau sekelompok orang, terutama dalam situasi bergulat dengan keadilan ras seperti saat ini," kata para ilmuwan.

Chan Zuckerberg Biohub merupakan lembaga nirlaba penelitian medis yang didanai oleh Chan Zuckerberg Initiative, lembaga amal milik CEO Facebook Mark Zuckerberg dan istrinya Priscilla Chan.

Para peneliti yang berafiliasi sering bekerja untuk lembaga akademis bergengsi seperti Stanford University, University of California, Yale dan Broad Institute of MIT, dan Harvard.

Baca Juga: Hampir 600 Staf Medis AS Gugur karena Virus Corona

Namun, Chan Zuckerberg Initiative dan Chan Zuckerberg Biohub menyatakan kelembagaan mereka terpisah dari Facebook.

"Kami berterima kasih atas staf kami, mitra, dan penerima dalam pekerjaan ini dan kami menghormati hak mereka untuk menyuarakan pendapat mereka, termasuk pada kebijakan Facebook," kata organisasi Chan Zuckerberg Initiative.

143 karyawan Facebook melakukan aksi protes kepada Mark Zuckerberg, tekanan pun semakin bertambah setelah ada karyawan Facebook melakukan aksi protes dengan mogok kerja dari pekerjaan mereka, karena pimpinan mereka memutuskan tidak akan menghapus unggahan Trump.

Baca Juga: Tenggorokan Pasien COVID-19 Dikabarkan Ada Bintik-bintik Putih di Hari Pertama, Simak Faktanya

Facebook tidak menanggapi permintaan komentar tersebut. Sementara, Twitter telah berusaha untuk mengambil sikap yang lebih aktif daripada Facebook, Twitter lebih memilih untuk memberi label peringatan pada unggahan Trump.

Mark Zuckerberg telah membela sikap Facebook tetapi ia mengatakan perusahaan akan meninjau beberapa kebijakan.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: CNET


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x