Unggah Polling di Akun Twitter, Mayoritas Pengguna Inginkan Elon Musk Mengundurkan Diri sebagai CEO

- 20 Desember 2022, 20:37 WIB
Mayoritas pengguna Twitter menginginkan Elon Musk untuk mengundurkan diri sebagai CEO platform tersebut.
Mayoritas pengguna Twitter menginginkan Elon Musk untuk mengundurkan diri sebagai CEO platform tersebut. /Dado Ruvic/REUTERS/

PR DEPOK – Pengguna Twitter telah memberikan suara terkait Elon Musk sebagai kepala platform media sosial itu dalam survei yang diunggah olehnya sendiri.

Sebagai reaksi atas perubahan kebijakan terbaru perusahaan, 57,5 persen dari 17,5 juta suara yang diberikan adalah menginginkan Elon Musk mengundurkan diri sebagai CEO Twitter.

Sementara 42,5 persennya menentang gagasan Elon Musk mengundurkan diri, menurut survei yang diluncurkan miliarder itu pada Minggu malam, yang dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

“Haruskah saya mundur sebagai pemimpin Twitter? Saya akan mematuhi hasil jajak pendapat ini," cuit Musk.

Baca Juga: Cara Cek Kuota Vaksin dan Daftar Antrean Online Melalui Aplikasi DSW di Fasilitas Kesehatan Kota Depok

"Seperti kata pepatah, berhati-hatilah dengan apa yang Anda inginkan, karena Anda mungkin mendapatkannya," tambah Musk dalam tweet selanjutnya.

Di postingan lain, dia mengakui ketidakpuasan pengguna dengan perubahan kebijakannya.

“Ke depan, akan ada pemungutan suara untuk perubahan kebijakan besar. Permintaan maaf saya. tidak akan terjadi lagi,” cuitnya.

Baca Juga: Kylian Mbappe Beri Pesan Ini Usai Kalah dari Argentina di Final Piala Dunia 2022

Elon Musk mengunggah jajak pendapatnya setelah pengumuman Twitter bahwa mereka tidak lagi mengizinkan "promosi gratis" dari platform media sosial lainnya.

Twitter mengatakan bahwa pengguna tidak lagi diizinkan untuk memposting akun dan tautan ke akun sejumlah platform media sosial lainnya, termasuk Facebook, Instagram, dan Mastodon.

Pelarangan tiba-tiba akun yang mempromosikan platform media sosial saingan memicu pembalasan bahkan di antara pendukung lama.

Baca Juga: Komite AS Serukan Donald Trump Didakwa atas Kejahatan Pemberontakan di Capitol

Pendiri dana startup Y-Combinator, Paul Graham, yang mendukung Musk dalam kesepakatannya untuk membeli Twitter, mengatakan dia akan berhenti dari Twitter dan meminta pengikut untuk menemukan tautan ke akun Mastodon di halaman web pribadinya.

Mastodon adalah jejaring sosial yang disebut-sebut sebagai alternatif Twitter.

Twitter menangguhkan akun Graham setelah postingannya tetapi kemudian mengaktifkannya kembali.

Baca Juga: Berikut Daftar Gempa Beruntun Pasca Gempa Cianjur yang Tercatat BMKG

Perubahan kebijakan tersebut merupakan yang terbaru dari serangkaian keputusan Twitter yang telah menimbulkan pukulan balik.

Musk membuat klaim setelah merevisi aturan doxxing situs untuk melarang akun yang melacak pesawat pribadi, termasuk jet pribadinya.

Data pelacakan penerbangan yang dikumpulkan oleh Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat merupakan informasi publik dan dibagikan secara online oleh situs web swasta seperti FlightAware dan Flightradar24.

Baca Juga: Jadwal Film di Bioskop CGV Depok Mall Besok 21 Desember 2022, Termasuk Avatar: The Way of Water

Twitter memulihkan sebagian besar akun yang ditangguhkan selama akhir pekan setelah Elon Musk meminta pengguna untuk memberikan suara untuk mencabut penangguhan segera atau dalam tujuh hari.

Musk, seorang absolutis kebebasan berbicara, telah berjanji untuk membuka platform Twitter untuk keragaman pandangan yang lebih besar dan mengatasi apa yang dia anggap sebagai bias liberal platform.

Kritikus menuduh Musk membiarkan pidato kebencian berkembang di platform dan menyensor kritik yang tidak dia sukai.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x