Usai Serangan Siber di 130 Pengguna, Twitter Rekrut Peretas untuk Jadi Kepala Keamanan

- 20 November 2020, 09:11 WIB
Ilustrasi aplikasi Twitter./
Ilustrasi aplikasi Twitter./ / Pixabay/PhotoMIX-Company./

Kelompok-kelompok ini bertanggung jawab untuk membuat dan mendistribusikan alat yang digunakan untuk peretasan.

Baca Juga: Sebut Suksesi Politik Tak Pengaruhi Arah Sektor Pendidikan, DPR: Sudah Dibekali Peta Jalan 2020-2035

Adapun alat-alat yang diproduksi oleh kelompok peretas tersebut salah satunya adalah Back Orifice, yang digunakan untuk meretas mesin, dan L0phtCrack, yang digunakan untuk memecahkan kata sandi.

Peran utama Mudge mulai berkembang di masyarakat di akhir tahun 1990-an, ketika ia dipanggil untuk menyebarkan informasi tentang internet di depan para pemimpin politik.

Mudge dan kelompoknya, L0pht dipanggil pada tahun 1998 untuk bersaksi di hadapan Kongres AS tentang standar keamanan informasi yang dianggap buruk pada saat itu.

Baca Juga: Kampanye Pilkada Diperketat, Uu Ruzhanul Ulum Perintahkan Pantau Paslon Terapkan Protokol Kesehatan

Mudge beserta kelompoknya yang menyebut diri mereka “peretas thinktank” memberitahu Kongres AS bahwa mereka dapat mematikan internet dalam 30 menit.

Nama Mudge semakin melejit usai ia dipanggil untuk bekerja di bawah Presiden AS Bill Clinton dan bertanggung jawab untuk menjaga keamanan internet.

Keputusan ini diambil usai di tahun 2000, serangan cyber melanda beberapa platform seperti CNN, eBay, Yahoo, dan Amazon.

Baca Juga: BMKG: Waspada Hujan Disertai Angin dan Petir di Sebagian Wilayah Jawa Barat

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x