Mengapa Tahun Kabisat Terjadi 4 Tahun Sekali dan Selalu Jatuh di Bulan Februari

29 Februari 2024, 14:10 WIB
Apa itu Tahun Kabisat? yang jatuh tepat pada 29 Februari 2024. Simak di sini untuk penjelasan lengkap dari sejarah, arti, dan cara hitungnya. /Pixabay/Igor

PR DEPOK - Bulan Februari tahun 2024 akan sedikit lebih lama dari biasanya. Ini adalah Tahun Kabisat dan Hari Kabisat jatuh pada Kamis, 29 Februari.

Sebagian kita mungkin mengerti jika Tahun Kabisat terjadi setiap 4 tahun sekali.

Namun, tahukah Anda alasan fenomena ini terjadi setiap 4 tahun dan selalu jatuh pada bulan Februari?

Apa Tujuan Tahun Kabisat?

Baca Juga: Info Rekomendasi Bakso di Nganjuk: 5 Kedai Ini Dikenal Sajikan Menu yang Lezat

NASA melaporkan bahwa planet ini membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk mengorbit matahari. Bumi membutuhkan waktu 365 hari, 5 jam, 48 menit dan 46 detik untuk mengorbit matahari. Meskipun jumlah tersebut dibulatkan menjadi 365 hari dalam kalender Gregorian sebagai tahun biasa, hampir enam jam tambahan tersebut tidak hilang. Maka dari itu, Tahun Kabisat ditetapkan.

Jadi, kabisat ditambahkan untuk memperhitungkan perbedaannya. Tambahan satu hari membuat kalender dan musim tidak sinkron dan berdampak pada perhitungan musim menanam, memanen, dan siklus lainnya. Selain itu, tanpa Hari Kabisat, setiap 100 tahun akan ada 24 hari libur.

“Misalnya, Juli adalah bulan musim panas. Apabila tak ada tahun kabisat, semua jam yang hilang akan bertambah menjadi hari, minggu, dan bahkan bulan. Pada akhirnya, dalam beberapa ratus tahun ke depan bulan Juli akan masuk kalender musim dingin,” tulis NASA dalam laporannya yang dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari CBS, pada 29 Februari 2024.

Baca Juga: Bukan PKH dan BPNT, KPM Bisa Dapat Dua Bansos Sekaligus dari Pemerintah di Bulan Maret 2024, Bansos Apa?

Mengapa Hari Kabisat di Bulan Februari?

Alasan Hari Kabisat jatuh pada bulan Februari sangat dipengaruhi sejarah Romawi Kuno.

Ben Gold, Profesor Astronomi dan Fisika di Universitas Hamline di Saint Paul menjelaskan, orang-orang Romawi menganggap musim dingin sebagai satu periode yang tidak dibagi menjadi beberapa bulan. Maka dari itu, mereka menetapkan bulan Januari dan Februari, di mana bulan Februari memiliki hari paling sedikit.

Gold menjelaskan, pada masa Kaisar Julius Caesar, ditetapkan Hari Kabisat untuk menyesuaikan kalender dengan rotasi bumi mengitari matahari. Namun, hal itu masih belum sepenuhnya memperhitungkan perbedaan waktu selama ratusan tahun.

Baca Juga: 8 Rekomendasi Soto Paling Nikmat di Karawang, Warungnya Top dan Selalu Antri Pembeli

Baru pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII mengadopsi kalender Gregorian, yang sekarang digunakan dan menetapkan bahwa semua tahun yang dapat dibagi empat adalah Tahun Kabisat, kecuali tahun abad, yang harus habis dibagi 400 agar dapat dianggap tahun kabisat.

Untuk itu, meskipun tahun 2000 terhitung sebagai Tahun Kabisat, tahun 2100 dan 2200 tidak.***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Tags

Terkini

Terpopuler