Ben Gold, Profesor Astronomi dan Fisika di Universitas Hamline di Saint Paul menjelaskan, orang-orang Romawi menganggap musim dingin sebagai satu periode yang tidak dibagi menjadi beberapa bulan. Maka dari itu, mereka menetapkan bulan Januari dan Februari, di mana bulan Februari memiliki hari paling sedikit.
Gold menjelaskan, pada masa Kaisar Julius Caesar, ditetapkan Hari Kabisat untuk menyesuaikan kalender dengan rotasi bumi mengitari matahari. Namun, hal itu masih belum sepenuhnya memperhitungkan perbedaan waktu selama ratusan tahun.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Soto Paling Nikmat di Karawang, Warungnya Top dan Selalu Antri Pembeli
Baru pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII mengadopsi kalender Gregorian, yang sekarang digunakan dan menetapkan bahwa semua tahun yang dapat dibagi empat adalah Tahun Kabisat, kecuali tahun abad, yang harus habis dibagi 400 agar dapat dianggap tahun kabisat.
Untuk itu, meskipun tahun 2000 terhitung sebagai Tahun Kabisat, tahun 2100 dan 2200 tidak.***