Sri Mulyani Dinilai ‘Mendadak’ Syariah karena Kepepet, Bang Arief: Jangan Sampai Umat Islam Kembali Di-prank

10 April 2021, 14:29 WIB
Doktor Sosiologi dari Universitas Indonesia, Arief Munandar. /Tangkapan layar YouTube Bang Arief.

PR DEPOK – Sosiolog Arief Munandar mengemukakan pendapatnya terkait pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani.

Sebelumnya diberitakan, Sri Mulyani mengakui bahwa ekonomi dan keuangan syariah bisa memulihkan kondisi ekonomi Indonesia yang tertekan akibat pandemi Covid-19.

Sri Mulyani menilai bahwa ekonomi dan keuangan syariah harus turut berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional.

Baca Juga: Kata Refly Soal SBY Daftarkan Merek Demokrat Atas Nama Pribadi: Justru Makin Tunjukkan Personalisasi Parpol

Menurutnya, hal tersebut dilakukan demi memulihkan kondisi Indonesia, baik dari sisi ekonomi maupun sosial.

“Ekonomi dan keuangan syariah itu penting tapi tidak terpisah pada keseluruhan ekonomi, tidak eksklusif. Harus dipikirkan bagaimana kontribusi ekonomi syariah dalam pemulihan kita,” ujar Sri Mulyani.

Menanggapi pernyataan Sri Mulyani, Arief Munandar mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tentunya harus mendapatkan dukungan dari rakyat.

“Usaha untuk mencapai pertumbuhan 7 persen itu kan enggak mungkin bisa berlangsung dengan mulus ya, kalau tidak mendapat dukungan seluruh rakyat."

Baca Juga: Bentuk Pasukan Khusus Pengawal Menhan, Abdillah Toha: Prabowo Tak Mau Kalah dengan Presiden dan Paspampersnya

“Bisa jadi hal ini sangat disadari oleh pemerintah bahwa rakyat kita bagaimanapun mayoritas adalah umat Islam,” ucap dia dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun YouTube Bang Arief.

Menurutnya, segala sesuatu yang diberi label Islam atau syariah dinilai memungkinkan untuk menarik minat sebagian dari kelompok-kelompok Islam agar mau terlibat.

“Jadi maksudnya, gua khawatir Ibu Sri Mulyani punya keinginan untuk bisa ‘diterima’ oleh umat Islam yang menampilkan sisi ekonomi Islam,” tuturnya.

Akan tetapi, dilanjutkan Arief Munandar, karena Sri Mulyani tidak memiliki kapasitas untuk berbicara lebih jauh soal ekonomi Islam, akhirnya justru terjadi blunder.

Baca Juga: Habib Rizieq Diceramahi Jaksa di Persidangan, Ruhut Sitompul: Mulutmu Harimaumu, Inilah yang Kini Dia Alami

“Ini gua geli ya. Kalau sudah kepepet saja, itu dibawa-bawa deh Islam, syariah, dan segala macamnya. Menurut gua sih bagus-bagus saja, kalau memang pemerintah punya niat tulus untuk mendorong tumbuhnya ekonomi syariah yang bebas riba,” ujarnya menambahkan.

Lebih lanjut, pria yang juga merupakan seorang wartawan senior ini berharap umat Islam tidak ‘di-prank’ kembali oleh pemerintah.

“Tapi jangan sampai umat muslim kembali di-prank oleh pemerintah, nanti berlaku lagi peribahasa, ‘Habis manis, sepah dibuang’,” katanya.

Arief Munandar berpendapat bahwa ada banyak paradoks yang menunjukkan apakah pemerintah tulus atau tidak dalam berinteraksi dengan umat muslim.

Baca Juga: Ayang Utriza Bersyukur Cangkir Kopi Gak Terbang ke Muka Najwa Saat Munarman 'Ngamuk': Munaroh, Munaroh Eh

Sementara, jelas dia, ketika umat Islam mencoba untuk membawa gagasan-gagasan Islam di ranah politik, justru disudutkan dengan stigma negatif yang macam-macam.

“Kalau ekonomi Islam itu berpotensi membantu penyelesaian masalah ekonomi nasional, ya politik Islam pastinya juga punya potensi dong untuk ikut menyelesaikan persoalan-persoalan politik nasional,” ujar dia.

Arief Munandar juga mempertanyakan, apakah Sri Mulyani mengerti esensi dan filosofi yang mendasar dari ekonomi Islam itu sendiri.

“Agak lucu dan absurd di mata publik ketika pemerintah ini seolah-olah ‘mendadak’ syariah pada satu sisi. Tapi pada sisi yang lain menjadi sangat terlihat antipasti pada apa pun yang berbau syariah,” katanya.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: YouTube Bang Arief

Tags

Terkini

Terpopuler