Program e-Smart IKM akan Kembali di Gelar pada 2020, Kemenperin: Guna Tingkatkan Daya Saing

1 Maret 2020, 09:57 WIB
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian yang juga menjabat Sekjen Dekranas, Gati Wibawaningsih (kiri) memperhatikan produk kerajinan dari pelaku industri kecil dan menengah (IKM) Bangka Belitung yang ditampilkan pada rangkaian kegiatan Workshop e-Smart IKM di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung /Antara/HO Biro Humas Kemenperin

PIKIRAN RAKYAT - Kementrian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan pengembangan industri di Indonesia melalui program serta kegiatan yang strategis.

Salah satunya adalah melalui e-smart industri kecil menengah (IKM) yang diprediksi akan membantu pertumbuhan ekonomi nasional serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan pihaknya bekerjsama dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dalam melakukan program e-smart IKM tersebut.

Baca Juga: 4 Cara Sederhana dan Menarik untuk Menjaga Lingkungan

"Hal tersebut guna mendongkrak daya saing IKM kita," katanya.

Lanjutnya, pengembangkan pelaku IKM adalah salah satu langkah mendorong ekonomi kerakyatan.

Besar harapan Gati, dengan berjualan secara online melalui e-smart IKM ini nantinya kita dapat mencipatakan pasar guna membangkitkan sektor IKM.

Baca Juga: Percepat Penanganan Bencana, Uu Ruzhanul Ulum Minta Basarnas Kota Bandung Gelar Pelatihan Siaga

Maka dari itu dirinya bekerjasama dengan platform e-commerce, seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, Blanja.com, serta Gojek Indonesia.

Bukan hanya itu saja, Kemenperin pun sudah menggandeng beberapa pemangku demi kesuksesan e-smart IKM. antara lain Bank Indonesia (BI), Bank Negara Indonesia (BNI), Google, asosiasi e-commerce (idEA), serta Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, program e-smart IKM ini merupakan upaya pemerintah memberikan edukasi dalam pemanfaatan teknologi digital.

Baca Juga: Menjadi Wilayah Ketiga, New York akan Terapkan Larangan Penggunaan Kantong Plastik

Pelaksanaan program e-smart IKM ini sebelumnya diketahui sudah melibatkan sebanyak 10.000 pelaku IKM.

"Saya berencana melanjutkan program ini pada 2020 dan menargetkan sebanyak 4.000 hingga 6.000 pelaku IKM di seluruh wilayah Indonesia," ujar Gati.

Gati menyampaikan pelaku usaha yang diprioritaskan mengikuti program e-smart IKM adalah mereka yang telah mempunyai unit produksinya sendiri.

Baca Juga: Usai Tewaskan 33 Tentara Turki di Idlib, PBB Serukan Genjatan Senjata

“Salah satu sektor yang difokuskan, yakni industri kerajinan, yang selama ini memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional,” tuturnya.

Setelah dilaksanakannya program tersebut, kinerja ekspor industri kerajinan nasional antara tahun 2018 dab 2019 mengalami peningkatan sebanyak 2,5 persen.

Capaian ekspor tersebut diyakini bisa terus ditingkatkan seiring dengan penumbuhan pelaku industri kerajinan di Tanah Air.

Baca Juga: Seorang Siswi SMK Depok Dikeluarkan dari Sekolah karena Sudah Tak Perawan, Simak Faktanya

Untuk itu, Kemenperin menggelar berbagai kegiatan di Kepulauan Babel antara lain, pelaksanaan workshop e-smart IKM untuk 200 perajin.

Lalu ditambah dengan bimbingan teknis desain produk pewter yang merupakan kerajinan logam khas Bangka Belitung untuk 20 perajin.

Kemudian serah terima dan peralatan casting pewter untuk IKM kerajinan pewter, dan terakhir pengenalan teknologi industri 4.0 dengan jumlah peserta sebanyak 100 orang yang berasal dari Aparatur Sipil Negara (ASN).***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler