Kasus Covid-19 Kian Melonjak, Harga Minyak Dunia Kembali Melemah

7 November 2020, 08:57 WIB
Kilang minyak Pertamina (foto-Instagram Pertamina) /

PR DEPOK – Harga minyak dunia kembali mengalami perubahan terbarunya yang disebabkan oleh sejumlah faktor.

Harga minyak mentah jenis Brent misalnya untuk pengiriman Januari turun 1,48 dollar AS atau 3,62 persen ke level 39,45 dollar AS per barel di London ICE Futures Exchange pada akhir sesi perdagangan Jumat, 6 November 2020 waktu setempat atau Sabtu, 7 November 2020 WIB pagi.

Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember turut mengalami penurunan 1,65 dollar AS atau 4,25 persen ke level 37,14 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange pada sesi perdagangan yang sama.

Baca Juga: Sanksi Denda Pajak Kendaraan Dihapus Hingga Akhir 2020, Gubernur Banten: Demi Berikan Kemudahan

Melemahnya harga minyak dunia yang terjadi pada saat ini disebabkan oleh faktor melonjaknya kembali kasus virus corona secara global yang berdampak pada turunnya permintaan.

Selain itu, melemahnya harga minyak dunia juga terdorong faktor oleh Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) di mana saat ini masih dalam proses perhitungan surat suara yang belum kunjung usai.

Sejumlah negara Eropa seperti Prancis dan Inggris telah resmi memberlakukan kembali karantina wilayah.

Baca Juga: BPOM Sebut Popularitas Jamu di Indonesia Kian Meingkat Selama Masa Pandemi Covid-19

Akibatnya, terjadi penurunan permintaan bahan bakar secara signifikan.

Adapun hasil perhitungan surat suara kandidat dari Partai Demokrat Joe Biden mengungguli sang petahana Donald Trump dari Partai Republik.

Tiga hari setelah pemungutan suara ditutup, Joe Biden memiliki keunggulan 253 hingga 214 dalam pemungutan suara Electoral College antarnegara bagian.

Baca Juga: 5 Kabupaten di Sulsel Dinyatakan Masuki Zona Kuning, Tim Penanganan Covid-19: Sudah Terkendali

"Minyak mentah sangat sensitif terhadap ekspetasi stimulus yang semakin terpukul," kata Direktur Energi Berjangka di New York, Bob Yawger seperti dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari Kantor Berita ANTARA.

"Situasi virus corona adalah indikator permintaan negatif yang bisa Anda dapatkan," tuturnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler