"Kita akan menghadapi kesulitas cashfull dan dampak dari krisis multidimensi. Ini akan lebih gawat daripada tahun 1998. Tahun 1998 krisis moneter, karena kebanyakan utang," ujar dia.
Lebih lanjut, Rizal memberikan contoh dari krisis ekonomi Indonesia yang tengah terjadi saat ini, salah satunya banyak mahasiswa yang tidak sanggup membayar uang kuliah.
"70 persen mahasiswa di seluruh Indonesia tak mampu bayar uang kuliah. Saya aneh kok masalah begini aja pemerintah gak bisa selesain," katanya.
Selain faktor tersebut, Rizal mengatakan faktor lainnya yang menjadikan krisis 2021 lebih para dari 1998 karena kebijakan pro utang yang diterapkan oleh Menkeu Sri Mulyani, di mana untuk membayar bunga harus pinjam atau utang lagi.
Baca Juga: Usai Said Didu Minta Maaf, Muannas Alaidid: Tetap Tidak Memengaruhi Proses Hukum
"Itu untuk bayar bunga itu, kita harus ngutang lagi, sehingga terjadi negatif flow," katanya menambahkan.
Padahal, kata Rizal, tidak ada Menkeu di negara lain yang bersedia membayar bunga yang lebih tingggi dan justru bersusah payah agar bisa membayar bunga yang lebih rendah.
***