Sementara saham Twitter anjlok 7.4 persen menjadi 29.05 dolar AS.
CEO Facebook, Mark Zuckerberg, pada Jumat, 26 Juni, menanggapi kritik yang berkembang tentang informasi yang salah di platform miliknya tersebut.
Pihaknya mengumumkan akan melabeli semua unggahan yang berhubungan dengan pemungutan suara dengan tautan yang mendorong pengguna untuk melihat pusat informasi pemilih yang bar, dan memperluas definisi pidato kebencian yang dilarang.
Lebih dari 100 perusahaan memutuskan hal serupa. Twitter yang tidak menjadi target penting dari pemboikotan iklan pun menerima kritik serupa.
Baca Juga: Jangan Sepelekan Bahayanya, Kenali Beda Gejala Demam Dengue dan DBD
Adapun Twitter mengungkapkan Unilever telah menghubungi perusahaan sebelum mengambil keputusan untuk mengumumkan hal ini kepada publik.
VP Global Client Solutions Twitter Inc. Sarah Personette mengungkapkan, misi perusahaan adalah melayani pembicaraan publik dan memastikan Twitter adalah tempat di mana masyarakat dalam menjalin koneksi, mencari, dan menerima informasi autentik dan terpercaya serta mengemukakan pendapat dengan bebas dan aman.
"Misi kami adalah untuk melayani pembicaraan publik dan memastikan Twitter adalah tempat di mana orang dapat menjalin koneksi, mencari, dan menerima informasi yang kredibel, dan mengemukakan pendapat dengan bebas dan aman," katanya.***