Usai memberikan penjelasan soal dagu yang banyak bakteri atau virus, Uya Kuya gimmick dengan menaikkan maskernya sehingga menutupi mata.
"Tapi sebelumnya aku kasih tahu kenapa nggak boleh (di dagu) maksudnya. Sebetulnya itu adalah cara publik komunikasi yang baik menurut aku. Karena masyarakat kita suka kadang-kadang, oknum masyarakat ya, nggak tahu nggak ada otaknya, nggak tahu dia punya otak tapi sengaja untuk memperkeruh suasana," tuturnya.
Ia lantas menanggapi soal video Ridwan Kamil yang mengoreksi penggunaan masker yang dicontohkan oleh Uya Kuya dan Denny Sumargo.
"Dia (Ridwan Kamil) bilang (masker) di sini (di mulut) no, terus dia bilang yang aku juga di mata, no. Yang benar adalah dilipat sama Pak Ridwan, dimasukin kantong kan. Itu kan juga cara penyampaian yang santai, jadi supaya orang mau nonton," katanya menjelaskan.
Kendati disampaikan dengan cara yang santai dan komedi, Uya Kuya merasa masih banyak warganet yang justru merespons negatif.
Menurutnya, begitulah realita yang terjadi saat ini, ketika informasi yang benar disampaikan kepada publik, hal tersebut tetap bisa mendapatkan hujatan.
"Tapi tetap aja Pak Ridwan juga disalahin sama netizen kan, 'tetap salah Pak, kalau di kantong kan kotor'. Nah itu kan ada netizen yang model begitu, kita buat campaign apapun, secara serius kek, becanda, tetap jadi salah. Ya iya, itu Indonesia kan," kata Uya Kuya.***