Setelah mendengar Ambar dan adiknya menjadi yatim piatu, wati merasa punya tanggung jawab untuk mengurus mereka.
Wati tinggal di panti itu bersama anaknya, Agus. Anak wati langsung menyambut senang kedatangan Ambar apalagi tepat saat itu menjelang hari lebaran.
Para penghuni panti banyak yang mudik, termasuk wati akan meninggalkan sebentar panti untuk mudik.
Agus harus tetap tinggal untuk menjaga panti. Ketika Ambar dan Dika datang, di Panti Jompo itu hanya tersisa beberapa penghuni, 3 orang lansia, serta seorang perawat yang juga merupakan kekasih Agus. Kemudian cucu kesayangan Oma Ida datang untuk ikut lebaran, Arthur.
Baca Juga: Harga Tiket Masuk Plus Nonton Konser di Jakarta Fair 2022, Paling Murah Rp60 RIbu
Bagi Ambar, keberadaan dia di panti jompo itu dapat menjadi harapan bagi kehidupan ambar dan dika yang baru.
Awalnya semua baik-baik saja. Sampai Dika, Ambar, Arthur menemukan ruang bawah tanah di Paviliun belakang. Ada sebuah peti besar yang berisi barang antik. Piringan hitam yang kemudian berisi sebuah lagu anak berbahasa Belanda yang terdengar seram.
Malam pertama disana, Ambar melihat pengalaman aneh, pengalaman ini sering terjadi sejak matanya rusak. Ambar menjadi sensitif akan hal ghaib. Tapi kali ini penglihatannya berbeda.
Malam itu Ambar melihat sesosok perempuan Belanda. Pagi itu jadi lebaran yang mencekam. Nenek Ani ditemukan meninggal dengan keadaan tanpa kepala di kamar mandi belakang.