“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?” tanyamu.
Kita abadi.
Puisi ini hadir di buku kumpulan puisi "Perahu Kertas" yang terbit pada 1983. Bila dibaca saat ini, ketika sosoknya telah tiada, agaknya semakin membuat pembaca merasa bahwa Sapardi akan selalu hidup lewat karyanya.
Selamat jalan, Eyang Sapardi.
Karya dan cinta yang kau tuangkan lewat tulisan akan terus abadi.***