Kritiknya mengarah pada pemikiran bahwa penggunaan kecacatan dan minoritas sebagai alat untuk menghadirkan kesuksesan justru dapat mengaburkan pesan yang lebih dalam.
Kritik Nara terhadap video musik lebih lanjut menyoroti kekhawatirannya tentang penggunaan kecacatan dan minoritas sebagai elemen dekoratif dalam cerita tentang mengatasi kesulitan, terutama ketika melibatkan dua selebriti kaya dan non-berkebutuhan khusus dalam peran tersebut. Nara menegaskan perlunya mengatasi tantangan-tantangan sosial daripada menggunakan minoritas sebagai bahan inspirasi semata.
Baca Juga: 8 Rumah Makan Soto Betawi Legendaris di Jakarta yang Enaknya Bikin Nagih!
Ketika Minoritas Bukanlah Inspirasi Semata
Dengan semangat kuat, Nara Kim menegaskan bahwa perjuangan sejati bukanlah hanya tentang mengatasi kecacatan, tetapi tentang mengatasi tantangan sosial.
Dia mengkritik video musik yang, menurutnya, menggunakan kecacatan dan minoritas sebagai hiasan, menyerukan untuk menghentikan belas kasihan dangkal dan penggunaan minoritas sebagai bahan inspiratif semata.
Melampaui Kontroversi Menuju Representasi yang Autentik
Baca Juga: Lirik Lagu What Kind of Future oleh Woozi SEVENTEEN, Persembahan untuk Moonbin ASTRO
Pertentangan antara seni, kritik, dan tuntutan keadilan sosial menciptakan cerita yang kompleks di dunia K-Pop. Sementara IU bersinar di atas panggung, Nara Kim memperjuangkan perubahan, menunjukkan bahwa cinta sejati bukan hanya tentang kemenangan pribadi, tetapi juga mengatasi ketidaksetaraan di dalam dan di luar layar.***