Efek Samping Covid-19 Tak Dirasakan Usai Vaksinasi, Apakah Bisa Disebut Gagal?

28 Juli 2021, 12:16 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. /spencerbdavis1./Pixabay

PR DEPOK – Usai memperoleh vaksinasi, tak jaang penerima vaksin akan merasakan efek samping ringan.

Efek samping bisa berbeda, tetapi yang biasa terjadi antara lain pembengkakan, kemerahan, dan rasa nyeri di area suntikan, demam, sakit kepala, lelah, nyeri otot, mual, dan menggigil.

Lantas, jika seseorang tidak merasakan efek samping vaksin Covid-19, apakah vaksin gagal?

Baca Juga: Heboh Isu Rasis, Muncul Usulan Papua Merdeka, Rizal Ramli: Jangan, Usai Jokowi Tak Jadi Presiden Kita Rombak

Sejumlah pihak menilai kemunculan efek samping mengindikasikan bahwa sistem imun sedang "belajar" melawan virus corona.

Kemudian menimbulkan pertanyaan mengenai tingkat efektivitas vaksin yang dimiliki oleh orang-orang yang tak merasakan efek samping vaksin Covid-19.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Medical News Today, profesor penyakit menular dari Vanderbilt University Medical Center William Schaffner MD membeberkan sejumlah fakta.

Baca Juga: Gerak Cepat, Bareskrim Polri Usut Kasus Dugaan Kebocoran Data Nasabah BRI Life

Menurut Schaffner MD tidak ada hubungan langsung antara merasakan efek samping atau tidak merasakan efek samping vaksin Covid-19 dengan efektivitas vaksin dalam menjaga imunitas tubuh seseorang.

Pasalnya, ia menilai bahwa baik yang merasakan efek samping atau tidak, sama-sama bisa mendapatkan perlindungan dari vaksin Covid-19.

"Tak ada hubungan langsung antara efek samping dan proteksi," ujar Prof Schaffner.

Ia kemudian membeberkan sejumlah fakta penelitian beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Mahfud MD Ungkap Dalang Hoaks Demo 'Jokowi End Game' 7 Orang Hanya Iseng, Yan Harahap: Bongkar Identitasnya

Dalam uji coba vaksin Covid-19 mRNA misalnya, efektivitas perlindungan yang diberikan bisa mencapai lebih dari 90 persen.

Artinya, hanya kurang dari 10 persen partisipan yang mendapatkan perlindungan sebagian atau tak mendapatkan perlindungan sama sekali.

Sebaliknya, Schaffner menjelaskan, salah satu faktor yang memengaruhi terbentuk atau tidaknya perlindungan setelah vaksinasi adalah kondisi tubuh penerimanya.

Ia menjelaskan, tubuh orang-orang yang memiliki gangguan sistem imun mungkin tak dapat membangun proteksi terhadap virus corona secara optimal setelah vaksinasi.

Baca Juga: Nilai Kepercayaan Terkait Pengendalian Covid-19 Rendah, Fadli Zon: Indonesia Makin 'Menakutkan' bagi Dunia

Prof Schaffner juga menyoroti peran obat-obatan. Beberapa jenis obat seperti obat imunosupresan dan beberapa obat dalam terapi kanker dapat memberikan dampak negatif terhadap efektivitas vaksin Covid-19.

Sementara itu, beberapa ilmuwan menyarankan adanya tes antibodi untuk mengukur apakah vaksin Covid-19 berhasil membangun kekebalan terhadap SARS-CoV-2 atau tidak.

Akan tetapi, Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat tidak menyarankan tes antibodi untuk mengevaluasi kadar kekebalan penerima vaksin terhadap Covid-19.

Baca Juga: Akses Umrah 1443 H Segera Dibuka, Kemenag: Kami Terus Jalin Komunikasi dengan Pihak Arab Saudi

Alasannya, FDA khawatir bila hasil tes antibodi tersebut dapat memunculkan perilaku yang santai dan abai terhadap protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19. Bila hal ini terjadi, penyebaran Covid-19 bisa meningkat.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Medical News Today

Tags

Terkini

Terpopuler