Mengapa SARS Bisa Menghilang Tanpa Proses Vaksinasi? Berikut Penjelasannya

26 September 2021, 13:10 WIB
Ilustrasi SARS. /Miguel A Pardinan/Pexels

PR DEPOK – SARS dan Covid-19 merupakan dua hal yang diakibatkan oleh virus corona.

Akan tetapi pada dasarnya terdapat perbedaan pada SARS dan Covid-19. SARS mempunyai gejala yang relatif lebih berat dan persentase kematiannya lebih besar dari Covid-19.

Mungkin sebagian memikirkan cara SARS bisa menghilang tanpa adanya vaksin.

Baca Juga: Alami Nyeri Sendi karena Aktivitas di Rumah? Begini Cara Mencegahnya

Dokter Samuel Pola Karta Sembiring menjelaskan alasan SARS bisa menghilang tanpa hadirnya vaksin melalui unggahan di Instagram pribadinya @doktersam.

SARS sendiri memiliki kepanjangan Severe Acute Respiratory Syndrome atau disebut sindrom pernapasan akut berat.

Disebabkan oleh SARS CoV-1 yang masih bersepupu dengan SARS CoV-2 (penyebab Covid-19). Sama-sama virus Corona,” kata dokter Samuel dikutip Pikiranrakyat-depok.com.

Penyakit SARS muncul pada akhir 2002, kemudian diidentifikasi setahun berikutnya dan berakhir pada pertengahan 2004.

Baca Juga: Penuhi Persyaratan BLT Anak Sekolah 2021 Ini untuk Dapatkan Bantuan hingga Rp4,4 Juta

Menurut dokter Samuel, vaksin untuk SARS sebenarnya sempat melakukan uji klinis fase pertama.

Namun wabah SARS sudah berakhir, sehingga penelitian tidak dilanjutkan,” ujarnya.

Dokter Samuel mengemukakan ada sejumlah alasan mengapa wabah SARS bisa dihilangkan.

1. Patuh pakai masker karena takut terinfeksi SARS

SARS mempunyai gejala yang relatif lebih berat dengan masa inkubasi bisa 2-7 hari dan angka kematiannya lebih tinggi dari Covid-19.

Baca Juga: Ashanty Pernah Menangis 2 Kali karena Bertengkar dengan Aurel Hermansyah

Wajar bila orang-orang yang berada di daerah dengan jumlah kasus SARS yang tinggi, cukup patuh menggunakan masker,” tutur dokter Samuel.

Ketika itu belum ada istilah orang tanpa gejala atau OTG, berbeda dengan Covid-19 yang bisa terjadi tanpa gejala.

2. Karantina yang ketat

Siapapun yang terkonfirmasi infeksi SARS akan menjalani isolasi secara ketat yang membuat penularan SARS sangat bisa dikontrol.

Sementara itu masyarakat tetap menggunakan masker sebagai protokol kesehatannya,” tutur dokter Samuel.

Baca Juga: Cara Daftar dan Cek Penerima BLT Anak Sekolah 2021 agar Siswa SD, SMP, SMA Dapat Bansos Rp4,4 Juta

Dokter Samuel membandingkan dengan kejadian Covid-19, dimana OTG berkeliaran dan pasien-pasien Covid-19 yang diminta melakukan isolasi di rumah, tidak melaksanakannya dengan baik.

3. Pelacakan yang baik

SARS cukup mudah untuk diketahui sebab bergejala. Umumnya pasien yang terkena SARS memperlihatkan gejala sekitar 2-3 hari atau paling lama 7 hari setelah terpapar.

Skrining gejala mudah dilakukan. Setiap pasien yang mengalami gejala SARS atau dicurigai SARS segera diisolasi dan dilakukan penelusuran kontaknya” tuturnya.

Namun menurut dokter Samuel, cara seperti ini sulit diaplikasikan di masa sekarang, maka dari itu salah satu cara mengatasinya yakni dengan tes swab.

Baca Juga: BMKG Beri Peringatan Dini Banjir Bagi Wilayah Jakarta Bagian Selatan, Hujan Petir Disertai Angin Kencang

Kesimpulannya, SARS sedikit demi sedikit hilang karena pelacakan yang baik, isolasi yang ketat serta penerapan protokol kesehatan oleh masyarakat.

Vaksin bukan solusi utama mengakhiri pandemi. Namun bisa membantu menyelesaikan pandemi,” ujar dokter Samuel.

Akan tetapi dengan situasi yang sulit seperti sekarang ini, dokter Samuel mengatakan bahwa mau tidak mau vaksin harus digunakan untuk membantu menghentikan pandemi.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Instagram @doktersam

Tags

Terkini

Terpopuler