Mengenal Denial Syndrome atau Kebiasaan Menyangkal Kenyataan

26 Mei 2022, 13:55 WIB
Ilustrasi pemilik denial syndrome. /Polina Zimmerman/Pixabay

PR DEPOK – Setiap orang pasti pernah melakukan yang namanya denial atau penyangkalan akan sesuatu.

Keseharian yang seringkali tidak bisa diperkirakan mengakibatkan seseorang mungkin melakukan mekanisme pertahanan diri bawah sadar untuk bertahan hidup sehingga bisa menekan rasa cemas berlebihan atau takut akan sesuatu.

Seorang psikolog bernama Irma Gustiana A mengulas denial syndrome atau kebiasan menyangkal kenyataan yang rupanya berbahaya untuk kesehatan mental.

Baca Juga: Meningkatkan Kekebalan Tubuh hingga Daya Ingat, Ini 10 Manfaat Buah Kelengkeng yang Jarang Disadari

Irma menyebutkan bahwa denial merupakan mekanisme pertahanan saat seseorang tidak menerima akan hadirnya fakta, kenyataan yang ditemui atau ketika keadaan tidak sesuai dengan keinginannya.

Denial sering dimaknai juga sebagai proses bawah sadar yang berfungsi untuk melindungi seseorang dari kecemasan,” kata Irma dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun Instagram @ayankirma pada Kamis, 26 Mei 2022.

Dalam sejumlah kasus, denial dijadikan mekanisme untuk menghindar dari stres atau emosi yang menyakitkan.

Baca Juga: 6 Dugaan Penyebab Hepatitis Akut, Salah Satunya Varian Baru SARS-CoV-2

Dengan menolak untuk menghadapi atau bahkan mengakui bahwa ada sesuatu yang salah, seseorang mencoba untuk mencegah stress, konflik, ancaman, ketakutan, dan kecemasan,” tutur Irma.

Untuk jangka pendek, penyangkalan atau denial bisa menghadirkan manfaat sebab seseorang menjadi bisa untuk beradaptasi dengan perubahan mendadak dalam kenyataan yang dihadapi.

Tetapi, dalam jangka panjang jika dilakukan terus menerus penyangkalan bisa menyebabkan masalah dalam hidup dan memengaruhi kualitas kesehatan mental, terutama kalau hal itu membuat seseorang tidak mengatasi masalahnya atau tisak membuat perubahan yang seharusnya dilakukan,” kata Irma.

Baca Juga: 5 Manfaat Daun Srikaya bagi Kesehatan, Salah Satunya Memperlancar Metabolisme Tubuh

Irma kemudian menyebutkan ada beberapa alasan yang mendorong seseorang menjadi denial atau menyangkal kenyataan yaitu:

1. Tidak mau tahu atau tidak mau ambil pusing dengan masalah sulit dalam hidup.

2. Menghindari masalah-masalah yang terjadi.

3. Ingin mengurangi konsekuensi dari masalah tanpa mau menghadapinya.

Baca Juga: 10 Jenis Kendaraan yang Bebas dari Aturan Ganjil-genap di Puncak Bogor

Kemudian terdapat beberapa tanda seseorang mengalami denial syndrome yakni:

· Menolak untuk membicarakan masalah yang dihadapi.

· Mencari cara untuk membenarkan perilakunya.

· Membohongi atau mengabaikan perasaan sendiri.

Baca Juga: Poin-poin Penting yang Disampaikan Menlu RI kepada PBB Soal Kekhawatiran Dampak Perang di Ukraina

· Menyalahkan orang lain atas masalah yang dialami

· Bertahan dalam suatu perilaku meskipun ada konsekuensi negatif.

· Menghindari memikirkan masalah.

Namun ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi denial syndrome di antaranya:

Baca Juga: Siapkan KTP Sekarang, Cek Nama Penerima BPUM 2022 Online Lewat eform.bri.co.id

- Luangkan waktu untuk memikirkan hal yang sebenarnya ditakuti.

- Pikirkan tentang apa yang mungkin terjadi kalau terus hidup dalam penyangkalan, baik secara positif maupun negatif?

- Beri diri ruang untuk memahami perasaan dan ketakutan yang dirasakan.

- Tuliskan pikiran dan perasaan sejujurnya.

Baca Juga: Input NIK KTP di eform.bri.co.id, Pelaku Usaha Ini Bisa Dapatkan BPUM 2022 Rp600 Ribu

- Bicarakan dengan seseorang yang dipercayai atau orang yang dicintai.

- Carilah bantuan profesional.

Jika seseorang yang kamu sayangi sedang menyangkal suatu masalah, fokuslah untuk menjadi supportif. Bersedia untuk mendengarkan apa yang dikhawatirkannya atau menawarkan diri menemaninya untuk mencari bantuan profesional akan lebih membantu,” ujar Irma.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Tags

Terkini

Terpopuler