Bagaimana Gejala dan Proses Penyebaran HIV AIDS? Simak Penjelasannya

25 Agustus 2022, 19:36 WIB
5.943 kasus HIV/AIDS didapati berasal dari Kota Bandung /Reuters/

PR DEPOK - Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang merusak sistem kekebalan dan melemahkan pertahanan terhadap berbagai infeksi.

Saat virus HIV menghancurkan dan merusak fungsi sel kekebalan, individu yang terinfeksi secara bertahap menjadi kekurangan kekebalan.

Lantas, bagaimana gejala dan proses penyebaran HIV? Simak penjelasan yang telah dirangkum PikiranRakyat-Depok.com berikut ini.

Baca Juga: Mengenal HIV atau AIDS: Pengertian, Cara Penularan, hingga Pencegahan

Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala HIV bervariasi tergantung pada stadium infeksi. Meskipun orang yang hidup dengan HIV cenderung paling menular dalam beberapa bulan pertama setelah terinfeksi, banyak yang tidak menyadari status mereka sampai tahap selanjutnya.

Dalam beberapa minggu pertama setelah infeksi awal, orang mungkin tidak mengalami gejala atau penyakit seperti influenza termasuk demam, sakit kepala, ruam, atau sakit tenggorokan.

Karena infeksi secara progresif melemahkan sistem kekebalan, mereka dapat mengembangkan tanda dan gejala lain, seperti pembengkakan getah bening.

Baca Juga: Akses eform.bri.co.id Pakai NIK KTP tuk Cek Penerima BPUM 2022, BLT UMKM Rp600.000 Siap Cair?

kelenjar getah bening, penurunan berat badan, demam, diare dan batuk.

Tanpa pengobatan, mereka juga dapat mengembangkan penyakit parah seperti tuberkulosis (TB), meningitis kriptokokus, infeksi bakteri parah, dan kanker seperti limfoma dan sarkoma Kaposi.

Proses Penularan

HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, seperti darah, ASI, air mani dan cairan vagina.

Baca Juga: Ferdy Sambo Jalani Sidang Kode Etik, Bripka RR dan Kuat Ma'ruf Turut Dihadirkan sebagai Saksi

HIV juga dapat ditularkan dari ibu ke anaknya selama kehamilan dan persalinan.

Individu tidak dapat terinfeksi melalui kontak biasa sehari-hari seperti berciuman, berpelukan, berjabat tangan, atau berbagi benda pribadi, makanan atau air.

Penting untuk dicatat bahwa orang dengan HIV yang memakai ART dan penekanan virus tidak menularkan HIV ke pasangan seksual mereka.

Oleh karena itu, akses dini ke ART dan dukungan untuk tetap menggunakan pengobatan sangat penting tidak hanya untuk meningkatkan kesehatan orang dengan HIV tetapi juga untuk mencegah penularan HIV.

Baca Juga: Ferdy Sambo Akui Siap Jalani Hukuman Rekan Polri yang Terdampak Kasusnya: Saya Meminta Maaf

Faktor risiko Perilaku dan kondisi yang menempatkan individu pada risiko yang lebih besar tertular HIV meliputi: berhubungan seks anal atau vaginal tanpa kondom; mengalami infeksi menular seksual (IMS) lain seperti sifilis, herpes, klamidia, gonore dan vaginosis bakteri; terlibat dalam penggunaan alkohol dan narkoba dalam konteks perilaku seksual.

Berbagi jarum suntik yang terkontaminasi, alat suntik dan peralatan suntik lainnya serta larutan obat saat menyuntikkan narkoba.

Menerima suntikan yang tidak aman, transfusi darah, transplantasi jaringan, prosedur medis yang melibatkan pemotongan atau penindikan yang tidak steril.

Mengalami luka tusuk jarum yang tidak disengaja, termasuk penyebaran virus yang bisa dilakukan karena terjadi kesalahan di kalangan petugas kesehatan.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: WHO

Tags

Terkini

Terpopuler