Varian Arcturus Masuk Indonesia, Seberapa Mematikan? Ini Gejala dan Tingkat Penyebarannya

14 April 2023, 17:11 WIB
Ini gejala dan tingkat penyebaran virus corona varian Arcturus yang telah masuk Indonesia. /Pixabay/Thor_Deichmann

PR DEPOK – Virus Corona subvarian Arcturus atau Omicron XBB.1.16 telah menyebar di Indonesia.

 

Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa terdeteksi dua kasus varian Arcturus di Indonesia berdasarkan hasil penelusuran genome sequencing pada akhir Maret 2023 lalu.

Namun, Kemenkes tidak menjelaskan lebih jauh mengenai domisili dan riwayat pasien yang terpapar subvarian Arcturus.

Lantas, dari mana asal subvarian Arcturus? Apa saja gejala dan seberapa berbahaya varian ini?

Baca Juga: PKH 2023 Siap Cair Lagi Bulan Ini, Ibu Hamil hingga Balita Bakal Dapat Uang Tunai hingga Rp750.000

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Hematologi Onkologi Medik Prof Zubairi Djoerban mengatakan, Arcturus bisa lolos dari antibodi vaksin.

“Saat ini kasusnya ditemukan di Indonesia. Arcturus bisa lolos dari antibodi vaksinasi dan infeksi alamiah,” katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Subvarian Arcturus teridentifikasi pertama kali di India pada Januari 2023.

Strain Covid baru yang dijuluki 'Arcturus' memicu kekhawatiran di seluruh dunia.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries, Taurus, dan Gemini Besok 15 April 2023: Ambisi Terpenuhi, Ada Peluang Kerja Baru

XBB.1.16, seperti yang diketahui secara ilmiah, telah mendatangkan malapetaka di beberapa bagian India .

Sekarang varian ini telah mulai menyebar ke seluruh dunia, termasuk Inggris dan AS.

Mengapa Arcturus memicu kekhawatiran?

WHO saat ini sedang memantau galur Arcturus, dengan para pejabat mengatakan ada beberapa mutasi yang mengkhawatirkan.

Baca Juga: Cek Bansos April 2023: PKH, BPNT, dan Bansos Pangan Siap Cair

Dalam konferensi pers pada 29 Maret 2023, Dr Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis Covid WHO mengatakan, pihaknya belum melihat perubahan tingkat keparahan pada individu atau populasi, tetapi ada kekhawatiran.

“Arcturus memiliki satu mutasi tambahan pada protein lonjakan yang dalam penelitian laboratorium menunjukkan peningkatan infektivitas serta potensi peningkatan patogenisitas,” katanya seperti dikutip dari Daily Mail.

Varian tersebut telah menyebabkan lonjakan kasus di India, dengan infeksi melonjak 13 kali lipat dalam sebulan terakhir. Hal ini telah mendorong otoritas kesehatan negara untuk menjalankan latihan rumah sakit dan memperkenalkan kembali mandat penggunaan masker di beberapa daerah.

Sebuah studi juga menyarankan Arcturus 1,2 kali lebih menular daripada varian lain. Penularannya cepak seperti campak.

Baca Juga: Tertarik Mudik Pakai Kapal Perang? TNI AL Buka Mudik Gratis Lebaran 2023, Cek Syaratnya!

Tim kesehatan Jepang memprediksi varian baru akan menyebar ke seluruh dunia dalam waktu dekat.

Seberapa mematikan gejala Arcturus?

Meskipun dianggap sebagai varian yang paling menular, tampaknya tidak lebih mematikan daripada jenis Covid lainnya.

Tetapi peningkatan kasus dapat membuat layanan kesehatan berada di bawah tekanan.

Baca Juga: PIP Kemdikbud 2023 Bakal Cair Hari Ini? Uang Tunai Senilai Rp750.000 Bisa Didapatkan Siswa Berikut

Bagaimana Anda bisa membedakan Arcturus dari varian lain?

Biasanya gejala Covid diketahui antara lain demam tinggi, batuk, pilek dan kehilangan indera perasa atau penciuman.

Tetapi dokter di India mengklaim telah melihat peningkatan pada anak-anak yang terinfeksi yang berjuang melawan konjungtivitis, menunjukkan gejala yang sedikit berbeda dari varian lainnya.

Vipin Vashishtha, konsultan dokter anak di Rumah Sakit dan Pusat Penelitian Mangla dan mantan pejabat di Akademi Pediatri India, mengungkapkan gejala yang mempengaruhi mata anak-anak adalah lonjakan tiba-tiba.

Baca Juga: Beras 10 Kg Mulai Disalurkan ke 21,353 juta KPM dari Bansos Pangan 2023

Selain itu peningkatan kasus yang melibatkan konjungtivitis 'gatal' atau 'mata lengket', gejala yang berbeda selama gelombang Covid sebelumnya.***

Editor: Tesya Imanisa

Sumber: Daily Mail ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler