PR DEPOK – Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) waspadai Virus Marburg masuk ke dalam negeri, dengan tingkatkan fasilitas kesehatan. Meski belum pernah ada kasus di Indonesia, tingkat kematian dari wabah ini dapat mencapai 50 persen.
Juru bicara Kemenkes RI, dr. Mohammad Syahril mengatakan agar pemerintah dan masyarakat ikut mewaspadai wabah virus ini. Meski hasil dari penilaian risiko cepat (rapid risk assesment) pada Februari 2023, Indonesia dinyatakan mendapatkan presentasi rendah untuk terkena wabah Virus Marburg.
“Kita perlu tetap melakukan kewaspadaan dini dan antisipasi terhadap penyakit virus Marburg,” kata dr. Syahril dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id.
Vaksin untuk wabah Virus Marburg ini juga belum tersedia, dan masih dalam proses pengembangan. Sementara baru tersedia dua vaksin yang telah masuk uji klinis fase pertama, yakni Vaksin Strain dan Vaksin Janssen.
Pengobatan kata dr. Syahril akan melakukan bersifat simtomatik dan suportif, yakni mengobati kompilasi dengan cara tetap menjaga keseimbangan cairan elektrolit.
Sebelumnya, Badan Kesehetan Dunia (WHO) telah menerima laporan adanya kasus Virus Marburg, berasal dari Guinea Ekuatorial pada Senin 13 Februari 2023. Dalam laporan itu tercatat, 9 kematian dan 16 kasus suspek di Provinsi Kie Ntem. Gejala yang dialami seperti, demam, kelelahan, muntah berdarah, dan diare.
Pengertian dan Cara Virus Marburg Menular
Penyakit Virus Marburg adalah penyakit demam berdarah yang disebabkan dari virus marburg, yang termasuk dalam famili filovirus, dan merupakan satu famili dengan Virus Ebola.