7 Cara Mendidik Anak Laki-Laki agar Memiliki Rasa Tanggung Jawab, Simak Selengkapnya

29 Mei 2023, 10:36 WIB
Ilustrasi anak laki-laki - Simak 7 cara dalam mendidik anak laki-laki dengan cara yang benar agar memiliki rasa bertanggung jawab. /Freepik

PR DEPOK - Tiktokers dihebohkan dengan unggahan video di akun @frix.id, pada Jumat 26 Mei 2023, yang memperlihatkan seorang anak berpakaian SMA, sedang merusak motor matic di depan showroom motor. Menurut pengunggah video, pelajar tersebut minta dibelikan motor trail kepada ayahnya, tapi ternyata dibelikan motor matic, sehingga membuat sang anak ngamuk.

Banyak tiktokers yang menyayangkan sikap remaja laki-laki tersebut, dan merasa kasihan kepada orangtuanya. Salah satunya akun @D*******, yang menuliskan komentar, “Tiba-tiba nangis lihat ini. Ngak selamanya orangtua itu mampu mengikuti semua keinginan kita,” tulisnya.

Berkaca dari peristiwa tersebut, bagaimana sebenarnya mendidik anak laki-laki dengan cara laki-laki, sehingga bisa menjadi laki-laki bertanggung jawab?

Dikutip dari berbagai sumber, terdapat 7 cara yang bisa dilakukan orang tua untuk mendidik anak laki-laki dengan cara laki-laki.

Baca Juga: Ramalan Shio Kuda, Kambing dan Monyet, Senin, 29 Mei 2023: Tenangkan Diri, Ambil Peluang Sekarang Juga

7 Cara Mendidik Anak Laki-laki, dengan Cara Laki-laki

1. Membiasakan anak-anak, terutama anak laki-laki menjadi bagian dari solusi, bukan bagian masalah

Sebagai manusia, kita mempunyai tugas akhir menjadi bagian dari solusi, bukan menjadi bagian bahkan sumber masalah. Minimal bermanfaat bagi diri sendiri, sehingga tidak menjadi beban orang lain. Dan menjadi manusia paripurna, ketika sudah bisa bermanfaat untuk orang lain, terutama lingkungan terdekatnya. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:

وَخَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Al-Qadlaa’iy dalam Musnad Asy-Syihaab No. 129, Ath-Thabaraaniy dalam Al-Ausath No. 5787)

Hal penting yang harus diingat adalah, jika tidak bisa menjadi solusi, maka janganlah menjadi masalah bagi orang lain.

Baca Juga: Daftar Hari Libur dan Hari Besar Nasional pada Bulan Juni 2023

2. Membiasakan mengerti kesulitan orangtua, dan memberikan pendapat

Orangtua harus mengerem untuk tidak bertindak layaknya superhero, yang menjadi solusi atas semua permasalahan yang dihadapi anak-anaknya. Karena apa? Karena dengan bertindak layaknya superhero, bisa menjerumuskan anak sendiri, pada kehancuran sehancur-hancurnya di masa yang akan datang.

Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lemah, yang selalu ingin masalahnya dibantu diselesaikan oleh orang lain, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang suka melemparkan kesalahannya pada orang lain.

Sebagai orangtua, ada baiknya menceritakan kesulitan hidup kepada anaknya, agar anak bisa memahami kondisi orangtuanya, sehingga dia belajar untuk berempati, dan bisa bekerja keras demi meraih tujuannya.

Baca Juga: Bulan Juni 2023 Ada Berapa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama?

3. Membiasakan menghadapi masalah

Dalam hidup, manusia senantiasa diuji, masalah demi masalah dihadapi, sehingga anak bisa belajar untuk memecahkan masalah. Bagaimana bisa menjadi pemecah masalah, jika mengetahui ada masalah atau tidak, anak tidak tahu?

Seperti kasus anak laki-laki yang sedang viral di atas, yang minta dibelikan motor trail, tapi oleh ayahnya dibelikan motor matic, dan sang anak malah ngamuk dan merusak motor matic tersebut. Remaja tersebut tidak bisa mengenali ekspresi ayahnya (dari wajahnya, gesturenya, dan lain-lain) bahwa ayahnya bisa jadi, sedang tidak mempunyai cukup uang untuk membelikan motor trail, dan hanya bisa membelikan motor matic. Akan tumbuh menjadi pribadi seperti apa dia kedepannya?

Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra, Scorpio dan Sagitarius Senin, 29 Mei 2023: Dapat Pujian, Bonus dan Promosi Pekerjaan

4. Membiasakan melindungi yang lemah

Laki-laki fitrahnya menjadi qawwam, pemimpin dan pelindung bagi keluarganya. Bagaimana bisa menjadi qawwam, jika tidak bangga menjadi pelindung bagi yang lemah, bagaimana bisa menjadi pemimpin yang baik? Keqawawman bukan hanya masalah finansial yang banyak dan melimpah, tapi masalah proporsi untuk perlindungan.

Mendidik anak laki-laki adalah mendidik bashirah dan nalurinya untuk melindungi yang lemah. Ayah yang baik, mengerti bagaimana cara menumbuhkannya, yakni terbiasa mendahulukan orang-orang yang lemah. Maka ia akan tumbuh kuat.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Warung Bakso Paling Laris di Sumenep, Setiap Harinya Selalu Ramai

5. Membiasakan mendahulukan kepentingan orang lain, daripada diri sendiri

Menjadi qawwam, bukan hanya berkutat pada pendapatan yang melimpah ruah, tapi seberapa proporsionalnya dia memberi kepada orang lain daripada dirinya sendiri. Banyak ayah di dunia ini, yang mendahulukan kepentingan anak dan istrinya, daripada dirinya sendiri, walaupun penghasilannya tak seberapa.

Ayah yang membelikan motor bagi anak laki-lakinya, seperti kasus di atas, bukannya mendahulukan orang lain? Bukan, akan tetapi dia sedang memberikan racun pada anaknya, karena seharusnya motor tersebut bisa diperoleh sang anak dengan kerja keras dan kemandirian.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Tempat Soto di Mojokerto yang Enak, Cek Alamat Lengkapnya

6. Membiasakan merasakan gagah dengan masalah yang dihadapi

Seorang laki-laki itu harus gagah, dalam arti dia bisa tegar dalam menghadapi masalah atau kesulitan dalam hidup. Harga diri seorang laki-laki, ditentukan sejauh mana dia bisa menghadapi, dan mengatasi problematika hidup.

Manusia tidak akan bisa bertumbuh kembang dengan baik, jika tidak menghadapi masalah. Mereka yang semasa kecilnya, terbiasa menghadapi kesulitan, akan menjadi pribadi yang paripurna yang bisa menghadapi dan mengatasi masalah apapun. Sebagai contoh, Nabi Isa AS terlahir dari ibu tanpa ayah lahir dari Ibu tanpa ayah, Nabi Muhammad SAW lahir yatim piatu sejak usia 6 tahun.

Mereka yang melewati fase kehidupan yang sulit, akan menjadi pribadi yang gagah.

Baca Juga: PKH Tahap 2 Juni 2023 Masih Cair? Pastikan Pencairan Bansos di cekbansos.kemensos.go.id

7. Membiasakan mengenali emosi diri, dan tahu cara mengelola dengan baik

Manusia paripurna, seperti Nabi Isa AS, Nabi Muhammad SAW, dan hampir semua para Nabi, memiliki manajemen emosi yang baik.

Dengan mengenali emosi diri sendiri, akan terampil mengenali emosi sesama. Betapa romantisnya Nabi Muhammad SAW, ketika mengajarkan dzikir pada Fatimah, putrinya saat menghadapi kemiskinan Ali, suaminya. Laki-laki yang sibuk berperang daripada berbisnis untuk memberi nafkah istrinya.

Baca Juga: Ukraina akan Membalas Serangan Rusia Secara Mengejutkan, Kondisi Medan dan Alat Tempur Modern Jadi Penentu

Bagaimana anak laki-laki, seperti kasus di atas, yang belum bisa mencari nafkah sendiri, meminta motor pada ayahnya? Di masa depan, mungkin ia tidak sibuk apa-apa kecuali minta dilayani terus-menerus. Tidak sibuk mencari nafkah, apalagi sibuk berperang.

Sehingga perlu kiranya, seorang anak laki-laki dididik dengan cara laki-laki, agar kelak bisa bertanggung jawab dengan apa yang dipimpinnya.***

Editor: Linda Agnesia

Tags

Terkini

Terpopuler