Mampu Menyerang Sistem Saraf Pusat, Seberapa Berbahayakah Rabies? Simak Penjelasannya

17 Juni 2023, 19:40 WIB
Ilustrasi anjing rabies menggigit. Berikut ini merupakan penjelasan tentang penyakit rabies, yang mampu menyerang sistem saraf pusat pada mamalia. /Freepik/aleksandralittlewolf/

PR DEPOK - Ternyata, rabies masih saja menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat di Indonesia, diketahui bahwa rabies yang juga dikenal sebagai "penyakit anjing gila" ini, berbahaya dan dapat mengakibatkan kematian pada korban gigitan hewan yang terkena virus ini kalau tidak ditangani dengan benar. Akan tetapi, vaksinasi pada hewan peliharaan dapat mencegah penyakit ini.

Perlu dipahami oleh kita semua rabies adalah suatu penyakit virus yang menyerang sistem saraf pusat pada mamalia, termasuk manusia. Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies, yang biasanya ditularkan melalui gigitan atau kontak langsung dengan saliva hewan yang terinfeksi.

Setelah terinfeksi, virus rabies menyebar melalui saraf tepi ke sistem saraf pusat, termasuk otak, di mana ia menyebabkan peradangan dan kerusakan yang parah. Gejala awal biasanya mirip dengan flu, termasuk demam, sakit kepala, dan kelelahan.

Namun, seiring berkembangnya penyakit, gejala bisa menjadi lebih parah, termasuk kecemasan, kebingungan, kelumpuhan, kesulitan bernapas, dan gangguan perilaku.

Baca Juga: Rekomendasi 6 Mie Ayam Enak dan Murah di Tulungagung

Rabies diklaim sebagai penyakit yang sangat berbahaya dan sering berakibat fatal. Oleh karena itu, penting untuk segera mencari perawatan medis jika seseorang dicurigai telah terinfeksi rabies.

Pencegahan terbaik adalah dengan vaksinasi rabies sebelum terkena gigitan hewan yang terinfeksi, dan jika terjadi gigitan atau kontak langsung dengan hewan yang diduga terinfeksi rabies, perawatan medis segera diperlukan untuk mencegah penyebaran virus.

Sangat penting untuk segera mencari perawatan medis profesional jika seseorang terkena gigitan hewan yang dicurigai rabies. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengobati orang yang terkena gigitan hewan yang diduga mengidap rabies yang sudah dirangkum oleh PikiranRakyat-Depok.com dari berbagai sumber, di antaranya:

Baca Juga: Recommended! 6 Mie Ayam Paling Maknyus di Depok, Catat Alamatnya

1. Cuci luka: Segera bersihkan luka dengan air mengalir dan sabun selama 15 menit untuk membantu mengurangi risiko infeksi.

2. Konsultasikan dengan dokter: Segera kunjungi dokter atau unit gawat darurat setelah gigitan. Beritahu mereka tentang gigitan hewan dan kemungkinan rabies. Dokter akan mengevaluasi luka, memberikan perawatan yang tepat, dan memberikan saran lebih lanjut.

3. Imunisasi pasif: Dokter mungkin memberikan imunisasi pasif dengan memberikan serum imunoglobulin rabies (RIG) ke luka gigitan. RIG mengandung antibodi yang membantu melawan virus rabies.

Baca Juga: Rekomendasi Film dengan Tema Keluarga, Salah Satunya Bicara Hilangnya 'Rumah'

4. Vaksinasi rabies: Orang yang terkena gigitan hewan yang diduga rabies akan menerima vaksin rabies. Vaksinasi ini biasanya terdiri dari beberapa dosis yang diberikan selama beberapa minggu untuk membangun kekebalan terhadap virus rabies.

5. Pantau gejala: Setelah mengobati gigitan, sangat penting untuk memantau gejala yang mungkin muncul. Jika ada tanda-tanda awal rabies seperti demam, sakit kepala, kelelahan, atau perubahan perilaku, segera beritahu dokter.

Penting untuk diingat bahwa pencegahan dengan vaksinasi adalah langkah terbaik dalam melindungi diri dari rabies. Jika Anda terkena gigitan hewan yang dicurigai rabies, segera mencari bantuan medis adalah tindakan yang penting dan mendesak.

Baca Juga: Kapan PKH Tahap 3 2023 Cair? Jadwal Pencairan dan Cara Cek Nama Penerima Bansos di cekbansos.kemensos.go.id

Selain hal tersebut diatas, perlu kita ketahui juga ciri-ciri binatang yang mengidap virus rabies, berikut adalah beberapa ciri-ciri binatang yang mengidap virus rabies:

1. Perubahan perilaku: Binatang yang terinfeksi rabies sering mengalami perubahan perilaku yang drastis. Misalnya, hewan yang biasanya jinak dapat menjadi agresif dan menyerang tanpa alasan yang jelas. Di sisi lain, binatang yang biasanya liar atau takut bisa menjadi lemah dan tampak takut.

2. Kejang dan gangguan saraf: Rabies dapat menyebabkan kejang, ketergangguan koordinasi, atau kelemahan otot pada binatang yang terinfeksi. Mereka mungkin juga mengalami kesulitan berjalan atau berdiri secara stabil.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Tanggapi Pengusungan Sandiaga Uno Mendampinginya Sebagai Cawapres

3. Perubahan vokal: Binatang yang terinfeksi rabies sering mengalami perubahan vokal yang mencolok. Misalnya, jika biasanya mereka bersuara keras atau mengeong, mereka mungkin akan mengeluarkan suara yang terendam atau tidak wajar.

4. Hipersensitivitas: Binatang yang terinfeksi rabies cenderung menjadi sangat sensitif terhadap rangsangan sensorik seperti suara, cahaya, dan sentuhan. Mereka mungkin bereaksi secara berlebihan terhadap rangsangan ini atau menunjukkan ketidaknyamanan yang berlebihan.

5. Air liur berlebihan: Rabies dapat menyebabkan binatang mengalami hipersekresi air liur. Oleh karena itu, binatang yang terinfeksi rabies seringkali memiliki mulut yang berair dan tampak terus menerus mengecap air liur mereka.

Jika Anda mencurigai adanya kasus rabies pada binatang, sebaiknya menghubungi otoritas kesehatan hewan setempat untuk mendapatkan bantuan dan informasi lebih lanjut, semoga bermanfaat.***

Editor: Linda Agnesia

Tags

Terkini

Terpopuler