Alasan Kenapa Anda Merasa Gampang Depresi, Ini Faktornya

15 Juli 2023, 10:41 WIB
Ilustrasi depresi. Berikut faktor yang bisa memunculkan depresi. /Pixabay/Kleiton Santos

PR DEPOK - Depresi menjadi sorotan bagi banyak generasi. Termasuk Generasi Z" atau "Gen Z" yang merujuk kepada individu yang lahir antara akhir 1990-an hingga pertengahan 2000-an.

Dimana depresi adalah gangguan mental yang ditandai oleh perasaan sedih, kehilangan minat atau kegembiraan, serta berkurangnya energi secara signifikan.

Depresi bukan sekadar perasaan sedih yang gejalanya dapat berlangsung selama periode yang lebih lama. Ini adalah kondisi serius yang dapat mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku.

Baca Juga: Ketagihan! Catat 5 Nasi Goreng di Sragen: Lokasi, Jadwal Buka, dan Harga

Gejala depresi meliputi perasaan sedih yang persisten, kehilangan minat atau kegembiraan pada aktivitas yang biasanya menyenangkan, perubahan berat badan yang signifikan (penurunan atau peningkatan).

Lalu gangguan tidur (insomnia atau hipersomnia), perasaan lelah atau kelelahan yang berlebihan, perasaan tidak berharga atau bersalah yang tidak beralasan, kesulitan dalam berkonsentrasi, serta pemikiran tentang kematian atau bunuh diri.

Depresi dapat disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor biologis, genetik, psikologis, dan lingkungan. Beberapa penyebab yang mungkin termasuk keturunan, perubahan kimia dalam otak, stres berkepanjangan, peristiwa traumatis, atau masalah dalam hubungan interpersonal.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Sajian Mie Ayam di Sragen: Paling Top dan Istimewa

Depresi juga merupakan kondisi yang kompleks dan tidak dapat disederhanakan menjadi satu faktor tunggal. Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi terhadap tingginya tingkat depresi saat ini meliputi:

1. Stres modern

Tuntutan hidup yang semakin tinggi dalam masyarakat modern dapat menyebabkan stres kronis pada banyak orang. Tekanan dari pekerjaan, pendidikan, hubungan, dan tanggung jawab sehari-hari dapat mempengaruhi kesejahteraan mental seseorang dan meningkatkan risiko depresi.

Baca Juga: Rayakan Tahun Baru Islam 1445 1 Muharam dengan Membagikan Ucapan dan Mengunggah Twibbon di Media Sosial

2. Tekanan sosial

Generasi sekarang seringkali menghadapi tekanan sosial yang tinggi, termasuk ekspektasi yang tinggi dari keluarga, masyarakat, dan diri sendiri.

Mereka sering merasa perlu untuk mencapai kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan seperti karier, hubungan, dan gaya hidup. Tekanan ini dapat menyebabkan stres yang berlebihan dan berkontribusi pada terjadinya depresi.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer, Leo, dan Virgo Edisi Sabtu, 15 Juli 2023: Keuangan Mencapai Puncaknya!

3. Teknologi dan media sosial

Kemajuan teknologi, khususnya media sosial, telah mengubah cara kita berinteraksi dan mengakses informasi.

Meskipun memiliki manfaatnya, media sosial juga dapat menyebabkan perbandingan sosial yang berlebihan, merasa tidak puas dengan diri sendiri, dan tekanan untuk terus terhubung secara online.

Baca Juga: 4 Seblak Ternikmat yang Ada di Surabaya, Cek Alamat, Jam Buka, dan Ratingnya

Ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental dan meningkatkan risiko depresi.

4. Isolasi sosial

Meskipun kita hidup dalam era yang sangat terhubung secara digital, banyak orang merasa terisolasi secara sosial.

Baca Juga: Rasanya Mantap! Cobain 6 Seblak Terenak di Malang, Ratingnya Bagus

Hubungan interpersonal yang kurang, kurangnya dukungan sosial, dan perasaan kesepian dapat meningkatkan risiko depresi.

5. Ketidakstabilan ekonomi

Banyak anggota generasi sekarang mengalami ketidakstabilan ekonomi seperti tingginya biaya hidup, sulitnya mencari pekerjaan yang stabil, dan beban utang yang tinggi.

Baca Juga: Yuk Kulineran! Ini 4 Rekomendasi Tempat Makan Nasi Goreng Babat Terlezat di Semarang

Ketidakpastian finansial dapat menyebabkan kecemasan dan stres yang berkelanjutan, yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada terjadinya depresi.

6. Ketidakseimbangan hidup

Tekanan untuk mencapai kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan seperti karier, keuangan, dan hubungan dapat menyebabkan ketidakseimbangan hidup.

Baca Juga: Rasanya Nikmat! Kunjungi 4 Seblak Rekomen di Magelang

Ketidakseimbangan ini dapat mengganggu kesejahteraan mental dan menyebabkan depresi.

7. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan mental

Meskipun kesehatan mental semakin mendapatkan perhatian, masih ada stigma dan kurangnya pemahaman yang luas tentang gangguan mental seperti depresi.

Baca Juga: PKH Tahap 3 Mulai Cair Lagi 15 Juli 2023? Cek Jadwal Cair dan Penerima Bansos PKH Lewat Link Ini

Banyak orang yang menderita depresi mungkin tidak mencari bantuan profesional karena malu atau ketidaktahuan tentang kemungkinan perawatan yang tersedia.

Penting untuk diingat bahwa setiap individu adalah unik, dan tingkat depresi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks.

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala depresi, sangat disarankan untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental yang terlatih.***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Tags

Terkini

Terpopuler