PR DEPOK – Mulai dari kopi hingga minuman berenergi, kafein mudah ditemukan dalam minuman sehari-hari.
Remaja sering mengonsumsi minuman ini sebelum aktivitas olahraga atau sesi belajar yang panjang.
Meskipun kafein dapat meningkatkan energi dan fokus, konsumsi berlebih dapat berdampak buruk pada kesehatan remaja.
Artikel ini akan membahas dampak kesehatan jangka pendek dan jangka panjang dari kafein pada remaja, mencakup tanda-tanda konsumsi berlebih dan cara membatasi asupan.
Baca Juga: Cara Mudah Membuat Rekening Tabungan di Bank BCA secara Online pakai Nomor Handphone
American Academy of Pediatrics bahkan memberikan panduan yang melarang anak-anak dan dewasa muda mengonsumsi kafein.
Meskipun batasan aman untuk orang dewasa adalah hingga 400 mg per hari, remaja lebih rentan terhadap efek samping kafein.
Apa itu Kafein? Kafein, yang berasal dari biji kopi, kakao, daun teh, dan sumber alami lainnya, adalah stimulan yang merangsang sistem saraf pusat dan meningkatkan kewaspadaan.
Meskipun banyak orang mengalami peningkatan energi dan perasaan lebih waspada setelah mengonsumsi kafein, efek samping negatif juga dapat terjadi.
Baca Juga: Rekomendasi 5 Tempat Makan Bakso Paling Laris di Cirebon: Kelezatannya Menghipnotis Lidah
Studi menunjukkan bahwa kafein dalam dosis kecil dapat meningkatkan suasana hati, kecukupan gizi, dan membantu fokus.
Namun, efek samping kafein pada remaja juga termasuk insomnia, kegelisahan, gugup, diuresis, dan efek lain yang tidak diinginkan. Tidak semua penelitian menunjukkan dampak positif, dan sensitivitas individu terhadap kafein bervariasi.
Minuman energi, sering dipilih oleh remaja, sering dianggap lebih sehat daripada soda. Namun, minuman ini mengandung kafein dan zat tambahan tidak sehat seperti guarana.
Perusahaan yang membuat minuman energi sering mensponsori acara olahraga, menciptakan kesan bahwa minuman ini cocok untuk atlet muda. Padahal, minuman energi dapat memiliki efek negatif pada kesehatan remaja.
Baca Juga: Porsinya Berlimpah! 5 Mie Ayam Favorit Pembeli di Cirebon, Soal Rasa Gak Bisa Bohong
Cara Membatasi Kafein untuk Remaja
1. Persediaan dengan Cerdas: Hindari membeli minuman berkafein dan biasakan keluarga untuk minum air putih dan susu rendah lemak.
2. Didik Diri Sendiri: Cek label nutrisi untuk mengetahui kandungan kafein dalam produk. Pahami bahwa informasi ini mungkin tidak selalu tercantum.
3. Bicara tentang Bahayanya: Berbicaralah dengan remaja mengenai bahaya kafein, mirip seperti pembicaraan mengenai narkoba atau alkohol. Tekankan bahwa kafein dalam jumlah berlebih dapat berdampak negatif pada kesehatan.
Baca Juga: Kuahnya Segar! Rekomendasi 5 Soto di Bangka Belitung, Tiada yang Menandingi Kelezatannya
4. Beri Teladan yang Baik: Hindari memberikan contoh bahwa konsumsi kafein adalah bagian normal dari kehidupan dewasa. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua.
5. Batasi Kafein Sore dan Malam: Mengonsumsi kafein pada malam hari dapat mengganggu tidur remaja. Batasi konsumsi pada pagi hari.
6. Kenali Tanda Peringatannya: Jika remaja mengalami gelisah atau kesulitan tidur, perhatikan apa yang mereka konsumsi.
7. Bantu Mengurangi Konsumsi: Jika remaja mengonsumsi kafein berlebih, bantu mereka untuk menguranginya secara bertahap. Sadarilah bahwa penarikan tiba-tiba dapat menyebabkan gejala tidak menyenangkan.
Baca Juga: Yuk Cobain! 6 Mie Ayam Enak di Banyumas dengan Rating Tinggi, Harganya Murah Porsi Melimpah
Dengan menyadari dampak kesehatan kafein pada remaja dan mengambil langkah-langkah untuk membatasi konsumsi, kita dapat membantu menciptakan generasi yang lebih sehat dan sadar akan kebutuhan tubuhnya.
Langkah-langkah ini dapat memberikan dukungan bagi remaja untuk membentuk kebiasaan hidup sehat yang akan berdampak positif pada masa depan mereka.***