Sirkulasi Udara di Ruang Pendingin Berikan Pengaruh pada Covid-19

- 17 Desember 2020, 09:50 WIB
ILUSTRASI Pendingin Ruangan /
ILUSTRASI Pendingin Ruangan / /Pixabay

PR DEPOK - Covid-19 atau virus corona hingga saat ini masih melanda sebagian wilayah dunia.

Para peneliti masih melakukan mengkaji karakteristik virus corona atau Covid-19.

Ilmu mengenai Covid-19 juga masih terus berkembang, pengetahuan manusia tentang penyakit yang sangat baru ini akan terus berubah dan berkembang sesuai penemuan dan penelitian terbaru.

Baca Juga: UMKM Banyak yang Beralih ke Marketplace Online, BI Ungkap Dampaknya

dr Reisa Broto Asmoro menyamperkembang sesuai penemuan dan penelitian terbaru.aikan, beberapa hari belakangan ini muncul kekhawatiran masyarakat terkait dengan penularan Covid-19 yang disebarkan melalui udara atau airborne.

Meskipun penelitian mengenai konteks tersebut terus dikaji, setiap individu perlu tetap waspada dan siap siaga untuk mengantisipasi potensi penularan, khususnya terkait peredaran udara di ruang tertutup berpendingin atau air conditioner.

Sebagaimana diberitakan oleh pikiranrakyat-bekasi.com pada artikel yang berjudul Pantau Sirkulasi Udara di Ruang Berpendingin di Masa Pandemi Virus Corona, Dokter Reisa berpesan pertama, ventilasi atau sirkulasi udara dalam ruangan harus benar-benar diperhatikan.

Baca Juga: Usai Selenggarakan Pilkada Serentak 2020, Depok Kembali Berstatus Zona Merah Covid-19

"Maka, pastikan ruang kerja atau ruang tempat kita beraktivitas memiliki sirkulasi udara yang baik dan mendapatkan sinar matahari," ujar dr Reisa Broto Asmoro pada konferensi pers di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, Selasa, 14 Juli 2020.

Kedua, pastikan menjaga jarak di dalam ruangan dan hindari ruangan yang terlalu banyak orang.

Ketiga, selalu pakai masker selama masih berada di luar rumah atau di tempat umum termasuk di ruangan kantor.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Video Dinosaurus Ditemukan di Indonesia, Simak Faktanya

Keempat, hindari memegang permukaan benda yang kotor digunakan bersama dengan orang lain.

Kelima, bersihkan permukaan-permukaan benda yang ada di sekitar ruangan dengan cairan desinfektan secara teratur.

Ia menyampaikan bahwa kita harus benar-benar mengerti bagaimana, kapan dan dalam situasi penyebaran virus corona terjadi antar manusia.

Baca Juga: Bongkar Jaringan Penipu Alat Rapid Test Covid-19, Pelaku Utama Kendalikan Penipuan dari Sel Tahanan

Dalam suatu penelitian, transmisi lewat udara dapat terjadi pada prosedur yang menimbulkan aerosol seperti di fasilitas kesehatan, seperti melalui bronkoskopi, intubasi trakea, pemberian tekanan pada dada saat resusitasi jantung dan kegiatan serupa lainnya.

Dokter Reisa mengatakan, percikan air liur atau droplets yang dikeluarkan ketika seseorang itu batuk, bersin, berbicara atau bahkan bernyanyi.

WHO mendefinisikan penularan melalui udara sebagai penyebaran agen penular yang disebabkan oleh penyebaran aerosol, yang melayang di udara dalam jarak dan waktu yang lama.

Baca Juga: Laporkan Haikal Hassan, Habib Husin: yang Dilaporkan Bukan Mimpinya Tapi Catut Nama Rasulullah

Menurutnya, teori menunjukkan bahwa sejumlah droplets pernapasan dapat menghasilkan aerosol. Aerosol sendiri itu adalah tetesan pernapasan yang sangat kecil, sehingga dapat melayang di udara.

"Saya ulangi lagi, droplets adalah buliran dengan ukuran partikel lebih dari 5 mikrometer. Sedangkan aerosol ukurannya lebih kecil lagi, yakni kurang dari 5 mikrometer. Dan airborne adalah penularan via aerosol dalam jarak jauh," katanya.

Di akhir, Reisa memberikan tips tambahan untuk pencegahan penularan Covid-19. Kita harus memakai masker dengan benar.

Baca Juga: BMKG: Waspada Potensi Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang di Wilayah Jawa Barat

"Pastikan tidak memegang bagian luar, pastikan hanya memegang tali saat mencopot masker. Tidak diturunkan ke dagu, apalagi jarang mengganti masker. Ingat, ganti masker setiap 4 jam sekali, atau apabila basah atau lembab. Ini penting sekali diperhatikan agar terhindar dari infeksi kuman yang menempel pada masker," tuturnya.

Selanjutnya, ia mengatakan bahwa beberapa penelitian dan tim pakar menyarankan penggunaan air purifier dan atau lampu dengan sinar ultraviolet C, itu juga akan membantu mengurangi risiko penularan. (Ikbal Tawakal/Pikiran Rakyat Bekasi)***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: PR BEKASI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x